Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Isu Tolikara di Kompasiana

Diperbarui: 22 Juli 2015   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar ;http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140830_210152_ilustrasi-perkelahian.jpg"][/caption]
Isu aktual yang sedang berkembang hampir selalu jadi Topik Pilihan di Kompasiana. Berbeda dengan topik hangat lainnya, kali ini Kompasiana membuka ruang bagi 'Tolikara', sebuah isu sensitif di negeri ini.

Sangat sensitif dibanding isu-isu politik yang panas sekalipun karena melibatkan unsur agama. Sebuah ranah 'benar-salah' atau 'surga-neraka' yang urusannya pada keyakinan masing-masing pemeluknya.

Tadinya saya berpikir Kompasiana tak akan membuka ruang ini, tapi ternyata dihadirkan juga. Tentunya sudah dengan berbagai pertimbangan. Dibutuhkan kerja ekstra para admin untuk memantau artikel yang muncul, agar jangan sampai artikel yang tertayang justru memperkeruh suasana-seperti banyak tulisan dan komen di banyak media dan sosmed untuk hal yang sama.

Bagaimanapun masalah SARA yang berkaitan agama seringkali membuat orang cerdas sekalipun tampak begitu konyol dalam mensikapi. Karena 'tawaran membela agama' adalah 'surga'.

[caption caption="sumber gambar ; https://pbs.twimg.com/profile_images/1747365538/media_bias.jpg"]

[/caption]

Sampai artikel ini saya tulis dibawah pohon Ketapang parkiran sebuah kantor pemerintah, belum ada tulisan yang jadi debat kusir tak bertuan, saling gontok-gontok soal 'ajaran' agama masing-masing. Debat itu seringkali sengit dan tanpa ujung. Maklum saja, urusannya adalah keyakinan. Perspektif yang digunakan sangat berbeda.

Ada satu tulisan terdahulu yang berupa artikel 'auto kritik' penulisnya. Sudah dibaca ratusan pembaca, namun akhirnya dihapus admin Kompasiana. (mohon dikoreksi bila saya salah). Sang penulis artikel pun sudah mebuat artikel tersendiri sebagai protes atas tindakan admin.

Sampai detik ini belum ada tanggapan dari admin. Belum ada 'tim investigasi' yang menengahi. Belum ada prisrilis Kompasiana sebagai pertanggungjawabannya. 

Admin punya kriteria sendiri untuk itu yang bersifat absolut. Walau seringkali agak telat-setelah sebuah artikel tertayang lama dan mendapat banyak tanggapan pembaca.

Ruang 'Topik Tolikara' yang kini dibuka Kompasiana tentu memiliki tujuan. Saya menduga Kompasiana ingin mendapatkan pemikiran-pemikiran progresif yang menenteramkan semua pihak. Sekaligus sebuah solusi yang tepat di tengah keragaman pandangan dan sensitifitas agama.

Persoalan Tolikara, selain 'masalah agama', yang terpenting adalah validitas sumber informasi yang digunakan penulis untuk membuat opini-pemikirannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline