"Jika di empat pertandingan terakhir kami menang semuanya, bisa kami keluar dari zona degradasi" (Alfredo Vera, pelatih Persipura)
Apa makna yang bisa didapatkan dari kata "Jika"? Banyak. Bisa saja sebuah keajaiban. Semua itu berangkat dari hal yang tidak ideal yang sedang dialami.
Semua itu bisa juga menjadi petaka, atau kiamat andai keajaiban tak didapatkan Persipura di sisa laga, dan " kebaikan" tim lain yakni Barito Putra, PSS dan PSM terhadap mereka. Kebaikan itu adalah tim-tim tersebut tersandung dan tersandung dalam laga sisa!
Lalu, klub mana yang mau tersandung dan degradasi ke Liga 2 demi menolong Persipura? Jelas tidak ada! Semua ingin selamat. Semua tak ingin dilempar ke liga 2. Gengsi klub turun dan moral pemain hancur.
Mereka sudah merasakan ngeri sendiri melihat klub Persela Lamongan dan Persiraja Banda Aceh yang baru saja terlempar ke jurang degradasi di liga II. Kaki mereka gemetaran melihat kedua klub itu melayang di jurang, dan tak terselamatkan. Sialnya, masih ada satu jatah lagi klub yang harus menyusul ke jurang itu, apakah Persipura, PSS atau Barito Putra ?
Liga 1 musim 2021-2022 dengan sponsor utama BRI seperti menjadi kuburan bagi Persipura, yang sejarahnya merupakan klub pengoleksi juara sepakbola terbanyak di Indonesia. Mereka dihuni pemain-pemain yang secara individu bertalenta tinggi, namun dalam kolektifitas tim sangat buruk.
Persipura memulai kompetisi dengan performance tim yang tidak terlalu baik. Mereka terlalu lama berada di zona bawah klasmen. Ini yang membuat mereka bagai klub ayam sayur.
Bila dipikir, klub Persipura degradasi bagai sebuah kemustahilan, namun kini diambang kenyataan. Harus diterima. Ini akan menjadi titik awal revolusi besar persepakbolaan Papua.
Kelak bisa Persipura bangkit lebih kuat, lebih tertata, lebih ganas namun tetap manis dengan habitus baru.
---