Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Timnas Indonesia Tidak Impresif, Sebuah Keberhasilan Buang Sial

Diperbarui: 10 Desember 2021   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar akun resmi twitter @GOAL_ID

Kutukan Piala AFF bagi Timnas Indonesia bakal berakhir. Sambutlah dengan kegembiraan yang getir. Jangan takut untuk ketar-ketir demi sebuah hasil akhir yang membanggakan. 

Pertandingan awal Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 terlihat tidak menarik. Permainannya sangat mengkhawatirkan. Namun justru itu menunjukkan tanda-tanda baik. Timnas Indonesia bisa jadi juara!

Kali ini bukan soal skor kemenangan 4 : 2  Timnas Indonesia atas Timnas Kamboja. Bukan pula soal Timnas Kamboja yang beda kelas dibandingkan Timnas Indonesia. Tapi ini soal penampilan  yang tidak biasanya di dalam aura dan tradisi Timnas Indonesia pada Piala AFF.

Dahulu penampilan Timnas Indonesia selalu menawan sejak laga pertama Piala AFF. Bikin tim lawan ngeri. Sebuah timnas yang dipandang sangat Impresif sehingga mendapatkan pujian dari beberapa pemain top dunia lewat akun media sosial mereka. Namun semua itu nyatanya berakhir tragis. Gelar juara Pialas AFF tak dapat diraih walau dianggap layak dan pantas.

Penampilan permainan tim yang impresif itu telah jadi racun bagi Timnas Indonesia di Piala AFF. Bila berhadapan dengan tim yang kelasnya berada di bawah, Timnas Indonesia terlihat indah.

Namun kini pada Piala AFF 2020 Timnas Indonesia tak perlu lagi bermain Impresif. Saat tadi melawan Kamboja yang notabene tim lemah, Timnas Indonesia bermain layaknya satu kelas dengan Timnas Kamboja. Mereka bermain seperti tim kelas dua di dalam agenda akbar sepakbola ASEAN.

Secara peringkat FIFA dan ASEAN, Timnas Indonesia merupakan tim kelas dua, sama dengan Timnas Kamboja, jadi sudah klop.

Bermain tidak impresif merupakan cara buang sial. Ini metode melawan dan mengalahkan kutukan. Hal itu bisa membuat langkah Timnas Indonesia jadi ringan.

Bayangkanlah suasana tim usai laga tim saat di kamar ganti, Shint Tae-yong akan marah-marah. Emosinya meletup-letup karena malu. Para pemain tertunduk diliputi rasa malu dan geram. Pada saat itulah proses penawar racun terjadi. Kutukan dilawan, dikalahkan dan dibuang jauh.

Kemenagan adalah hal wajib diraih dalam setiap laga. Cukuplah memenangkan setiap laga walau mengkuatirkan. Maju terus,  bukan dengan tampilan Impresif.

----




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline