Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bulutangkis Kalah, Putuslah Tradisi Emas Olimpiade

Diperbarui: 30 Juli 2021   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pasangan ganda Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kini jadi harapan Indonseia untuk menjaga tradisi emas olimpiade. Sumber gambar kompas.com

Kontingen Indonesia pada Olimpiade2020 di Tokyo sedang kritis. Cabang bulutangkis hanya menyisakan 3 wakil di babak semifinal, yakni tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri)

Jalan untuk meraih emas masih dua laga lagi, dan itu tidak mudah. Lawan yang dihadapi sangat berat.

Sejumlah pemain yang semula diharapkan jadi pelapis kekuatan untuk meraih emas sudah bergurguran. Sebut saja Kevin Sanjaya / Marcus Gideon di ganda putra, dan Jonathan Christie di tunggal putra. 

Bahkan digadang-gadang ganda putra akan terjadi All Indonesian Final yang mempertemukan pasangan peringkat 1 dunia Kevin Sanjaya / Marcus Gideon melawan Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan, peringkat 2 dunia. Dengan begitu medali emas dan perak bisa diamankan.

Tapi situasi berkata lain. Olimpiade selalu penuh kejutan. Bukan hanya dari Indonesia, sejumlah pemain top dunia dari negara lain pun gugur.

Tanpa mengecilkan cabang olahraga lain, harapan Indonesia memang tertumpu pada Bulutangkis. Lebih spesifik, saat ini yang kuat hanya pasangan Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan. Kalau sampai kalah, terhentilah tradisi emas Indonesia di Olimpiade. 

Kita tak ingin hal itu terjadi. Tapi kalau pun terjadi, maka Olimpiade 2020 Tokyo akan jadi cerita kelam kontingen Indonesia.

---- 

Peb2021

2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline