Peristiwa tangisan di lapangan hijau memuat dua makna ; kebahagiaan tak terkira dan kekecewaan mendalam.
Keduanya muncul bersamaan dalam satu peristiwa yang sama, namun berbeda situasinya. Keduanya hanya dipisahkan garis putih. Tak saling mengusik. Disitulah drama dan tontonan menjadi sebuah emosi bersama.
Piala Eropa 2020 sudah memasuki babak 16 besar. Peserta berjumlah 16 tim dari hasil penyisihan grup sudah siap melanjutkan ritual raksasa benua Eropa. Mereka bertanding, saling mengalahkan untuk mendekat ke panggung piala Euro 2020.
Di luar itu ada 8 tim yang tidak lolos, yakni Turki, dan Makedonia Utara, Skotlandia, Polandia, Kroasia, dan Hongaria, Finlandia, dan Slovakia harus mengemas kopernya lebih awal sembari membawa kekecewaan, penyesalan dan mungkin sedikit oleh-oleh kenangan.
Babak 16 besar sering disebut babak Knock Out. Tim yang kalah langsung gugur, dan masuk "kuburan". Mereka tidak berhak mengikuti babak selanjutnya yakni babak 8 besar.
Pulang kampung adalah pilihan utama bila bermain di luar negaranya. Kalau sebagai tuan rumah, terpaksa jadi penonton di rumah sendiri. Itu pun kalau mau. Kalau tidak mau, ya rapopo...heu heu heu..
Pada penyisihan grup, ada 3 pertandingan yang harus dijalani. Kalau kalah di pertandingan awal, masih ada dua pertandingan lagi yang wajib dilakukan. Internal tim masih bisa berbenah untuk bangkit pada laga selanjutnya sembari berharap kemenangan dan bisa mengumpulkan nilai.
Hal itu sangat berbeda dibandingkan saat babak 16 besar dengan sistem Knock Out. Laga hanya sekali. Kalah berarti masuk kuburan. Tak bisa bangkit.
Babak Knock Out tak menyediakan kesempatan kedua atau ketiga terhadap 16 tim tanpa kecuali. Tak perduli itu tim kuat yang difavoritkan juara grup oleh banyak pihak, atau cuma tim yang beruntung lolos seleksi 4 tim urutan tiga terbaik dari semua grup.
Beban berat harus dipikul tim juara grup, yakni Italia, Belgia, Belanda, Inggris, Perancis dan Swedia. Apalagi tim yang mendapatkan nilai sempurna, seperti Italia, Belanda, Belgia yang memenangkan seluruh laga di grupnya masing-masing.
Berdasarkan pencapaian secara statistik, diatas kertas tim juara grup lebih kuat dibandingkan tim lain non juara grup. Atas pencapaiannya itu, mereka diuntungkan yakni tidak berhadapan sesama tim juara grup. Namun hal itu bukan berarti tim juara grup dipastikan menang melawan tim runner up atau tim peringkat ketiga!