Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Wajib Hukumnya Indonesia Dukung Belanda pada Euro 2020

Diperbarui: 24 Juni 2021   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar ; BolaSport.com

Memang bukan saudara, tapi Indonesia bukan orang lain bagi Belanda. Begitu juga sebaliknya. Masing-masing punya satu kisah yang sama tentang suatu masa kebersamaan, serta berbagai peningggalan sebagai tanda,  jadi modal membangun masa depan, dengan cara pandang baru.

Indonesia mengenal sepakbola pertama kali dari Belanda (Hindia Belanda) pada sebuah zaman yang bagi bangsa Indonesia di satu sisi merupakan sejarah kelam hidup dalam kolonialisme, namun di sisi lain mendapatkan banyak hal baru dan suatu pembelajaran untuk membangunkan kesadaran diri, menemukan harga diri serta membentuknya sebagai suatu bangsa besar. 

Belanda membawa sepakbola (voetbal) ke Nusantara sekitar tahun 1914. Awalnya sebagai sebuah permainan baru kelas menengah atas, para tentara di tangsi-tangsi militer. 

Orang-orang Belanda yang menyenangi voetbal butuh kawan bermain. Butuh kebersamaan di sela menjalankan kepentingan kolonialisme-nya.

Dalam perkembangannya voetbal makin dikenal rakyat biasa setelah sering diadakan atau dimainkan pada pasar malam di alun-alun berbagai tempat di nusantara, khususnya wilayah pulau Jawa. Bermula dari pasar malam inilah voetbal jadi permainan yang merakyat.

Foto jadul sepak bola Hindia Belanda. Sumber gambar viva.co.id

Dari kegemaran banyak orang dan komunitas bermain 'voetbal' muncullah klub-klub voetbal yang disebut Voetbal Bond

Induk organisasi sepakbola kemudian didirikan pemerintah Hindia Belanda tahun 1927 dengan nama Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB). Klub-klub sepakbola di nusantara (Indonesia) pada masa itu berdasarkan kelompok atau komunitas suku bangsa, atau wilayah bermukim. Penamaan klub masih berciri khas Belanda, karena birokrasi "Indonesia" masih dibawah pengaruh pemerintahan Hindia Belanda.

Dalam perkembangan lebih lanjut, voetbal menjadi alat politik anak bangsa setelah terbentuknya Voetbalbond Indonesia Jacatra (Persija) tahun 1925 dan  Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) tahun 1930.

Sepakbola sebagai alat politik, yaitu untuk membangun semangat menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia, membangkitkan spirit perjuangan dan cinta tanah air menuju cita cita kemerdekaan.

Wiel Coerver legenda pelatih Timnas Indonesia asal Belanda, sumber gambar ; pandirfootball.com

Setelah Indonesia merdeka, pengaruh Belanda dalam sepakbola Indonesia masih sangat kuat. Tersebutlah nama  Wiel Coerver seorang mantan pemain terkenal dan pelatih sepakbola asal Belanda yang pernah melatih timnas Indonesia. Beliau membawakan dasar-dasar sepakbola modern di Indonesia. 

Beliau  terkenal dengan Metode Coerver atau The Coerver Method, yaitu teknik sepakbola yang dihasilkan dari berbagai analisis pertandingan. dari teorinya itu Wiel Coerver mendapat julukan “The Albert Einstein of Football”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline