Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Mentalitas yang Menjadikan Tulisan sebagai Karya Penghiburan

Diperbarui: 6 Juni 2021   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis, sumber gambar ; @aestheticlover96) on Instagram: dalam pinterest.com

Terkait dunia kepenulisan fiksi dan non fiksi, ada kata-kata bijak penuh makna dan penghiburan, yakni ; "Setiap tulisan akan menemukan takdir pembacanya". Kandungan maknanya tidak tunggal. Tergantung sudut pandang atau cara memahami kata-kata bijak tersebut. Selain itu juga tergantung pada setting personal si Penulis, setting si Pengamat, setting zaman/era, setting tulisan, setting tempat, dan lain sebagainya. 

Salah satu makna yang jadi pesan kepada para penulis adalah supaya semangat menulis tanpa dibebani target jumlah pembaca. Hal tersebut dilatarbelakangi fenomena umum yang manusiawi bahwa banyak penulis - penulis pemula maupun lama--ingin (segera) tulisannya dibaca banyak orang. Semakin banyak pembacanya maka tulisan dan si Penulisnya mendapatkan prestise dan kepuasan. 

Tak ada yang tahu, kapan sebuah tulisan akan meledak atau terkenal (dibaca banyak orang). Bisa terjadi didalam waktu singkat setelah tulisan beredar. Bisa juga relatif lama, atau bahkan tidak meledak sama sekali. 

J.K Rowling, sumber gambar ; forbes.com

Penulis terkenal seperti J.K Rowling dengan karya tulisannya "Harry Potter" mendapatkan takdirnya setelah begitu banyak bikin tulisan yang gagal dikenal. Penulis J.K Rowling kemudian terkenal setelah melalui perjalanan waktu dunia kepenulisan yang panjang. Bahkan JK Rowling dengan  Harry Potter-nya sempat dianggap gila saat "menenggelamkan diri" dalam dunia kepenulisan.

Puisi "Aku" karya Chairil Anwar jadi terkenal jauh waktunya melewati zamannya setelah Chairil Anwar meninggal. Bahkan puisi itu jadi karya yang melegenda sepanjang zaman, dan identik dengan penulisnya.

Penghiburan dalam pepatah bijak tersebut memuat pesan agar setiap penulis, baik pemula maupun kawakan, untuk tidak tenggelam dalam kekecewaan dan patah hati bila tulisannya ternyata dibaca sedikit orang, tidak dikenal, tenggelam dilindas beragam karya tulisan penulis lain, tidak mendapatkan tanggapan positif dari publik, dan lain sebagainya. 

Jadikanlah setiap karya tulis sebagai hiburan (penghiburan) apa pun hasilnya setelah beredar di masyarakat, dan apapun latar belakang kelahiran tulisan itu. 

Latar belakang kisah duka yang diangkat dari pengalaman nyata si Penulis tak berarti menjadikan rasa duka berkepanjangan ketika sudah jadi sebuah karya tulis yang beredar di masyarakat luas. Justru sebaliknya, karya itu menjadi sebuah penghiburan, bukan hanya bagi si Penulis, melainkan juga untuk para pembacanya.

Stephenie Meyer., brilio.com

Pertanyaannya adalah, apa yang pertama dan utama yang harus dilakukan? 

Pasal pertama, bila kita banyak membaca kisah perjalanan keberhasilan penulis-penulis terkenal, maka hal pertama yang akan didapatkan bahwa bukan kepiawaian menulis yang membuat mereka jadi terkenal, melainkan sebuah ruang metalitas diri yang terbangun kuat untuk terus menulis. 

Pasal kedua, skill (kepiawaian), tema dan genre tulisan, dan hal teknis lainnya merupakan turunan ke sekian dari kuatnya mentalitas tersebut. Kepiawaian menulis juga merupakan konsekuensi logis kekuatan mentalitas menulis.

Pasal ketiga, mentalitas dibangun--salah satunyai-- dengan spirit penghiburan, artinya karya tulisan yang dibuat merupakan sebuah proses penghiburan yang tak terhenti setelah karya itu selesai dan beredar di masyarakat luas. Dengan begitu, tak akan pernah ada kamus kecewa karena tulisan-tulisannya "gagal" kemudian si Penulis berhenti menulis.

Lalu, bagaimana mendapatkan spirit penghiburan? Kembali ke "pasal yang pertama", yakni sering-seringlah membaca kisah pahit getir dan keberhasilan para penulis terkenal. Di situ bisa didapatkan spirit penghiburan yang bisa diserap atau diadopsi sesuai kapasitas dan setting diri para pembaca (dan calon penulis). Jadi bukan lagi setting si Penulis terkenal tadi karena setiap penulis tak pernah sama, alias mahluk penghiburan dengan karyanya yang unik.

-----

peb06/06/2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline