Beberapa hari lalu istri saya memberitahukan ada kerabatnya---masih pangkat tante bila dirunut dalam silsilah keluarga---memberitahukan lewat WA untuk datang pada hari Lebaran di rumahnya. Agendanya kumpul keluarga besar dalam rangka Lebaran.
Sebenarnya ini bukan hal baru, sudah rutin kami berkumpul bila Lebaran di rumahnya atau salah satu adik-kakaknya beserta orang tuanya. Mereka juga datang pada acara natalan di rumah saya. Kalau sudah kumpul, rumah pasti jadi ramai dalam suasana menyenangkan.
Sejak lebaran dan natalan tahun lalu tidak ada kumpul-kumpul karena pada saat itu masih baru dan sedang genting-gentingnya pandemi Covid 19. Saat itu masih ngeri keluar rumah kalau tidak terlalu penting! Lock down masih hangat-hangatnya. Natalan waktu itu saya tidak "open house", begitu juga pihak keluarga yang berlebaran.
Namun mungkin karena saat ini Covid19 sudah dianggap biasa, beberapa kerabat dan keluarga melakukan "Open House" dengan mengirim pemberitahuan lewat WA ke sejumlah anggota keluarga.
Saya sekeluarga sejak awal sudah memutuskan tidak akan pergi open house ke tempat keluarga pada Lebaran ini. Namun undangan via WA itu datang bukan cuma sekali, namun beberapa kali. Ini bikin istri saya "goyah" dan "tidak nyaman hati".
Untuk memberikan penjelasan penolakan karena masih rentannya soal Covid 19, kok rasanya seperti alasan klasik. Mereka juga tentu tahu soal pendemi Corona ini.
Lalu bagaimana cara menolaknya?
Saya memberikan gambaran ulang bahwa "Open House" itu akan sulit untuk jaga jarak, walau sudah cuci tangan, pakai masker, dan lain sebagainya. Banyak aktivitas didalam rumah serba spontan.
Anggota keluarga yang berkumpul dari berbagai usia. Mulai dari yang pangkatnya dalam keluarga besar; kakek, nenek, om, tante, abang, kakak, adik, sepupu, keponakan dari berbagai wilayah kota yang berkumpul di saat yang bersamaan dalam satu tempat. Hal itu sangat beresiko, khusunya kepada anggota keluarga yang berusia lanjut.
Mungkin saya dan istri relatif lebih imun karena sudah dua kali vaksinasi Covid19. Namun ini bukan jaminan "kebal" corona. Lalu bagaimana dengan sanak keluarga lainnya? Sangat beresiko, walau sudah menerapkan Prokes.
Pada masa pandemi ini kami harus lebih hati-hati, walau sudah pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak terutama bila berada di luar rumah, misalnya bekerja, dan berbagai urusan. Sebisanya menghindari kerumunan.