Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Perempuan Pembasuh Luka

Diperbarui: 31 Oktober 2019   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : pxhere.com

Kalau ingin menangis, menangislah. Jangan kau tahan. Lepaskanlah.
Sekalipun kesakitan ingin membeli waktu.

Semesta raya akan menyambut tangismu. Tanpa syarat.

Alam menguraikannya jadi serum penawar racun pikiran. Tiap tetes dijadikannya penyembuh jiwa-jiwa sakit dan liar di hamparan kewarasan.

Menangislah
Agar...
kesedihan dan kemarahan tak lupa ada kebahagiaan.

Agar...
pedih dan perih menguap dari pori-pori masa lalu yang panas penyesalan dan didih kemarahan.

Agar...
kau rengkuh lega tak berjeda bagai lepas dari sekap pengap kegelapan.

Agar...
jejaring karsa tak ditelikung aliran rasa dari provokasi realitas timpang hingga dimensi pembuluh-pembuluhmu berdamai di ruang kesunyian.

Jangan biarkan kepedihan membangun istana dendam melahirkan pecundang kehidupan.

Aku tak ingin matamu redup. Raga tanpa jiwa. Tubuh tanpa roh.

Aku tak ingin melihatmu bagai zombie beribu sequen layar lebar yang pernah kita nikmati.

Kini dan seterusnya, kutemani kau saat menangisi kekalahan dan kebodohan. Akan kualirkan setiap tetes air matamu ke dalam samudera cinta yang diam-diam kusimpan di keabadian.
___




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline