Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Puisi | Lelaki di Langit Pusaran Angin

Diperbarui: 12 September 2019   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : cdninstagram.com / stalkr.net

dia datang dari kutub tak bernama. kepada langit matanya tak pernah berkedip. berpenuh visi.

langit tak cuma harapan. bukan batas impian. langit adalah jejak. titian tapak kaki. sahabat olah logika. bangun karsa. labuh juang. sukacita bakti. tinta emas anak negeri pada lembar dunia. dan,  tentang kutub diri.

tahu kah kau? di tengah deru dingin. pernah angin merangsek lambungnya yang berbuku-buku. ketika saku lusuh tak satupun berhuni receh-receh. tapi matanya tak hilang kilau. penuh cahaya cita. tiada pancar benci-dendam.

kau harus tahu.
dia lah si lelaki. pecinta langit. pengolah pusaran angin jadi harum bangsa. terbang tanpa lelah.  

kini dibalik langit ia pergi. ditangisi angin. dihantar airmata anak negeri yang sedang belajar cinta si lelaki.


---


Peb12/09/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline