Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Pidato "Bombastis" Prabowo dan Kepunahan Negara Indonesia

Diperbarui: 19 Desember 2018   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : tribunnews.com

"..Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah. Karena elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menjalankan amanah dari rakyat Indonesia. Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun, sudah terlalu lama mereka memberi arah keliru, sistem yang salah..." (Prabowo Subianto, sumber)

---
Bagian dari pidato Prabowo bahwa Negara Indonesia bisa punah kalau dia dan Sandiaga Uno kalah dalam Pilpres 2019 menjadi penting dan mendapat beragam tanggapan publik. Pernyataan itu dianggap kontroversial. 

Menurut Prabowo, "kepunahan Indonesia" karena sistem yang di dalam negara Indonesia sekarang merupakan sistem yang keliru atau salah. Agar tidak punah, maka hanya Prabowo dan Sandi lah yang bisa menyelamatkan Indonesia dari kepunahan tersebut.

Terkait isi pidato politiknya itu, Prabowo memposisikan dirinya (bersama Sandi) dalam NKRI pada peran yang sangat luar biasa. Bahkan boleh dibilang fantastis. Bila jadi presiden Indonesia, dia menempatkan diri sebagai penguasa yang menjadi penentu mutlak sebuah sistem yang kompleks dari kenegaraan dan pemerintahan, yang di dalamnya ada warga, rakyat, masyarakat dan hajat hidup orang banyak di Indonesia beserta latar belakangnya yang beragam. 

Pada konteks tersebut, jabatan presiden bukan semata bagian dari sub sistem dan sistem, melainkan berada di semua sistem sebagai sosok penentu.

Negara Indonesia menganut kekuasaan dengan sistem Trias Politika. Di dalamnya ada kekuasaan eksekutif (kepresidenan, kementerian beserta jajaran di bawahnya), legislatif (kelembagaan MPR/DPR-DPRD, parpol) dan yudikatif (kelembagaan hukum dan undang-undang), maka di setiap sistem itulah Prabowo dan Sandi akan menentukan semua berdasarkan keinginannya sebagai Presiden Republik Indonesia. 

Mengapa demikian? Karena ketiga sistem itu merupakan koentji utama terselengaranya negara dan pemerintahan. Ketiga sistem itu dianggap salah oleh Prabowo. Dan di dalam ketiga sistem itu ada para elit negara, termasuklah kader partai Gerindra, keluarga Prabowo dan kerabatnya. 

Bila kita sejenak berpikir jernih, Negara Republik Indonesia bukan semata tiga sistem tersebut, namun ada sistem-sistem lain yang hidup sejak dahulu sebagai latar belakang atau pendukung terbentuknya negara Indonesia, misalnya sistem budaya, sistem kerakyatan dan kemasyarakatan, sistem sejarah, sistem keyakinan, dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan negara Indonesia menjadi unik, yang disebut NKRI.

Lalu, kalau sampai Prabowo tidak terpilih jadi Presiden Republik Indonesia dan tidak menguasai ketiga sistem itu, maka negara ini akan punah! Benarkah demikian?

Sebagai calon presiden dalam berkampanye, Prabowo harus berkaca dan belajar merenung lebih dalam dan dewasa tentang sebuah negara yang kompleks bernama Indonesia--yang memiliki beragam etnis, budaya, adat istiadat dan latar belakang sejarah yang panjang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline