Kemarin tim sepakbola kami kalah. Banyak orang menjadi gila. Para kecewa membangunkan marah yang sebenarnya tak pernah benar-benar tidur. Mereka ajak keduanya bersekutu merebut angkasa. Langit biru jadi merah. Membara.
Kata-kata mengerikan beterbangan di atas kepala. Bunyi makian berdengung di gendang telinga seantero negeri. Aku jadi ketakutan. Berlari. Awalnya bersembunyi di balik remote kontrol. Kemudian, kucari Tuhan di status facebook, twitter, dan whatsapp. Namun yang kutemui aneka rupa wajah iblis sedang murka.
Kulihat di layar raksasa, ketua bola kami bersama para pembantunya sibuk memungut hasil panen. Uang dan sampah bercampur di halaman dan kebun. Terburu-buru mereka masukkan ke dalam peti. Tak ada senyum.
Lalu kuperhatikan, diam-diam beberapa orang membuat banyak lubang di bawah peti. Mereka begitu leluasa dan percaya diri. Aku takjub. Mungkin mereka sudah lama tahu, Tuhan tidak suka sepakbola.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H