Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Hasil "Drawing" Terbaru Piala Champions Jauhkan Inggris dari Drama Air Mata

Diperbarui: 17 Maret 2018   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ; UEFA.com

Perebutan Piala Champions Eropa 2018 memasuki babakan baru, yakni pertarungan perempat final yang akan digelar dalam dua Leg yakni tanggal 3-4 April dan 10-11 April 2018. 

Terdapat 8 klub sudah memastikan diri masuk ke 8 besar dan akan bertarung menuju semifinal. Mereka adalah Real Madrid, Barcelona, Sevilla, Bayern Munchen, Juventus, AS Roma, Liverpool, dan Manchester City.

Bila dilihat dari komposisi negara, maka Spanyol terbanyak mengirimkan wakilnya, yakni 3 klub, dikuti Italia 2 klub, Inggris 2 Klub dan Jerman 1 klub. Dilihat secara umum berdasarkan teori kemungkinan, maka klub asal Spanyol berpeluang besar menjuarai Liga Champions tahun ini karena lolosnya 3 wakil mereka hingga babak 8 besar ini. Bukan tidak mungkin akan terjadi grandfinal sesama klub Spanyol! Peluang berikutnya adalah Italia dan Inggris yang mengirimkan 2 wakilnya. Sementara peluang terkecil adalah Jerman yang cuma mengirim 1 klub.

Secara matematis, jumlah klub wakil negara berperan besar menjadi penentu keberhasilan ke tahap juara. Makin banyak wakil, maka makin besar pula peluang, karena jumlah membaginya besar.

Namun sepakbola bukanlah matematika. Sepakbola adalah kejutan. Sepakbola seringkali mirip drama, filem atau cerita fiksi yang tak bisa ditebak endingnya. 

pemain sekelas Ronaldo pun tak mampu membendung tangis karena kekalahan, sumber gambar :http://kbr.id/12-2013/sepak_bola_dan_tangisan_pria_dewasa/68324.html

Drama sepakbola menghadirkan keajaiban dan rasa pilu serta kesenangan dalam satu bingkai. Tatap mata dan air mata penonton/pendukung klub tertuju pada satu bingkai itu. Disitulah drama itu memainkan lakonnya. Drama itu disatu sisi sangat kejam, sementara disisi lain penuh anugrah. 

Airmata dan kegembiraan para pendukung di satu bingkai itu bermula dari ketidakpastian sepakbola. Semakin tinggi tahapan tangga perebutan juara  maka semakin besar dan nyata hadirkan ketidakpastian itu. Mengapa? 

Babak 8 besar Piala Champions berisi klub-klub terpilih yang hebat dan masing-masing punya mental juara. Tidak ada klub yang bisa mengklaim diri pasti menang melawan musuhnya. Kekuatan satu dengan lainnya relatif berimbang. Kesiapan mental di momen laga, strategi permainan di tiap detik pertarungan  dan kelengahan lawan menjadi faktor penentu sebuah kemenangan atau kekalahan. 

Satu lagi, faktor keberuntungan. Faktor ini tak jelas defenisinya, namun seringkali bikin dada penonton sesak usai laga. Papan score elektronik di stadion  yang sejatinya bikinan manusia namun kali ini bagai benda mati yang bisa diutak-atik angkanya. Papan itu tak bisa disentuh satu orang pun karena sudah mati harga. Tinggal banjir airmata pendukung yang kalah saja yang meratapinya, dan air mata pemenang yang mensyukurinya. 

seorang pedukung sepakbola yang menangis, sumber gambar : republika.co.id

Pada delapan besar menuju empat besar menjanjikan drama besar dari ketidakpastian dan juga sebuah pesta kecil dari kepastian. 

Kemungkinan drama airmata di  delapan besar dimiliki negara Spanyol, Italia, dan juga Jerman. Sementara kepastian sukacita kegembiraan dimiliki Inggris. Bayangkanlah bila 3 klub Spanyol semuanya tersingkir oleh lawan-lawannya. Real Madrid disingkirkan Juventus, Barcelona ditaklukan AS Roma, Sevila dihempaskan Bayern Munchen. Habis sudah asa spanyol untuk juara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline