Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Tak Hadir di Acara Rosi Kompas TV, Anies 'Takut' Debat?

Diperbarui: 4 April 2017   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapan hari ke depan jagat berita politik negeri ini bakal ramai. Cagub/Cawagub DKI, Anies dan Sandi tak hadir dalam acara debat di Kompas TV (Live) Minggu, 2 April 2017, pukul 19.00. Publik jadi bertanya, kenapa? Ada apa dengan Anies/Sandi?

Disejumlah berita mainstream kubu Anies/Sandi sudah menjelaskannya, (lihat referensi).  Namun yang jadi persoalan berikut adalah apakah publik bisa memahami dan mau menerima penjelasan itu secara rasional? Apa efek lanjutan bagi citra Anies/Sandi?

Penjelasan kubu Anies/Sandi di pemberitaan media  mainstream sendiri nampaknya simpang-siur. Ada Tim Sukses (Timses) Anies/Sandi yang memberi keterangan bahwa Anies/Sandi tidak pernah mengkonfirmasi akan datang pada acara debat yang dipandu oleh presenter Rosiana Silalahi itu. Sementara pihak acara Rosi (Kompas TV) terus mengiklankan acara itu, (sumber).  Disumber lain, Sandiaga Uno-calon Wagub Anies- pada pukul 16.30 mengaku akan hadir di acara itu (sumber).  Dari segi format acara juga simpang-siur. Pihak Anies/Sandi mengatakan dan menginginkan format acara berupa ‘talk show’ yang hanya menghadirkan ‘head to head’ Calon wakil Gubernur, dalam hal ini yang tampil adalah Sandi di pihak Anies, dan Djarot di pihak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), alasannya debat cagub Anies-Ahok sudah dilakukan beberapa hari lalu di televisi lain (Metro TV).

Penjelasan timses Anies bahwa ‘tidak pernah mengkonfirmasi akan datang pada acara debat’ terbantahkan sendiri oleh Sandi yang sampai ‘pukul 16.30 mengaku akan hadir di acara itu’. Artinya, sudah ada konfirmasi Sandia di 3 jam sebelum acara. Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya komunikasi Timses dengan Sandi secara personal? Kenapa berbeda  atau tak sejalan?.

Hal berikutnya adalah Anies mengatakan bahwa acara debat itu hanya antara calon wakil gubernur saja (Cagub) , sementara pihak Kompas TV terus mengiklankan bahwa acara debat adalah kedua pasangan cagub/cawagub DKI yang masuk putaran kedua. Pertanyaannya adalah kenapa saat iklan itu terus ditayangkan tidak ada tanggapan terstruktur dari timses Anies/Sandi untuk mengkoreksi pihak Kompas TV agar tidak mengiklankan debat?  Setidaknya beberapa hari sebelum acara timses bisa memberi keterangan ke media mainstream lain terkait hal tersebut sehingga pihak Kompas tv disentil atau publik secara luas menjadi tahu persoalannya.

Komunikasi di internal Timses dengan Anies/Sandi menjadi persoalan sendiri selain persoalan komunikasi kubu Anies dengan pihak penyelenggara acara. Persoalan seperti ini tidak akan terjadi bila ada manajemn komunikasi yang jelas di internal kubu Anies/ Sandi dengan pihak Anies/Sandi secara personal yang akan tampil.

Semua persoalan itu bersifat teknis-manajeman internal semata. Namun karena tidak padunya teknis-manajemen komunikasi bisa berakibat fatal bagi citra Anies/Sandi. Publik tahunya Anies/Sandi akan tampil. Mereka ingin menyaksikan kepiawaian Anies dalam debat karena Anies dikenal piawai dalam debat. Apalagi Anies mendapatkan tren positif, setelah beberapa hari lalu sebagian publik mengklaim bahwa Anies menang debat lawan Ahok di Metro TV.

Ketika Anies tidak jadi tampil tampil dengan beragam alasan, lalu apa kata dunia? Tanggapan publik inilah yang jadi bakal bumerang bagi kedua pasangan itu. Publik seolah tidak mau tahu alasan mereka. Sementara disisi lain, publik menyaksikan pasangan Ahok/Djarot dan kubunya tidak pernah mempermasalahkan format acara. Tidak ada berita miskomunikasi internal terkait undangan acara debat. Mereka tidak ribut soal konfirmasi atau tidak. Pasangan Ahok/Djarot siap tampil berdua sebagai pasangan cagub sebagai bagian dari  ‘pertanggungjawaban diri’ kepada publik pemilih. Ini yang jadi point penting bagi hadirnya mereka di acara yang disiarkan secara langsung tersebut.

Timbulnya spekulasi sebab ketidakhadiran Anies/Sandi di ruang publik merupakan keniscayaan sistem komunikasi publik saat ini. Spekulasi itu menjadi viral dan membentuk pertentangan tajam antar dua kubu, yakni kubu Anies/Sandi (membela) dan Kubu Ahok/Djarot (mencela).  Spekulasi ini, selain menimbulkan masalah antar kedua kubu, juga sangat tidak menguntungkan citra Anies/Sandi secara lebih luas. Tak bisa disalahkan bila di ruang publik muncul spekulasi (anggapan) : “Anies takut berdebat atau trauma” ; “Mengurus komunikasi internal saja tidak becus, bagaimana bisa memimpin Jakarta yang lebih berat dan kompleks?”

Katakanlah pendukung militan kedua kubu ‘sudah dari sononya’ begitu. Kedua kubu ‘kagak ade habisnye’ berseberangan dan sudah pasti memilih jagoannya apapun yang terjadi.

Lalu, bagaimana dengan pemilih mengambang (swing voter) yang lebih rasional dan menunggu momen penting penampilan kedua pasangan cagub DKI untuk kelak mengambil keputusan memiilih mereka?  Inilah yang tidak disadari oleh kubu Anies/sandi terkait ‘memutuskan tidak hadir acara debat’. Secara langsung atau tidak, citra mereka tercoreng dimata para ‘swing voter’ yang jumlahnya sangat singnifikan untuk memenangkan pilkada DKI ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline