"Dimanakah kebenaran itu?" perempuan itu bertanya. Lelaki didekatnya tampak sedikit terkejut. Dia menatap sekeliling sekedar untuk menunjukkan usaha. Walau dia sendiri tak yakin.
"Mario, kenapa kau diam?" tanya perempuan itu lagi.
"Sudahlah, Laura...tak usah lagi banyak bertanya. Tidakkah kau lihat sendiri begitu banyak tanda penunjuk arah di sini? Semuanya mirip. Mungkin tak semuanya benar, tapi pasti ada satu yang tepat. Pilih saja sesuai pikiranmu dan jalani saja sebisanya" Kata Mario dengan suara lirih.
"Walau pun pakai pikiran, lalu penunjuk arah mana yang akan kita ikuti, Mario?" Tanya Laura dengan suara meninggi.
Wajah Laura menegang. Dia tak bisa menututupi kecemasannya. Sementara Mario justru mengalihkan pandangan ke wajah Laura, seolah dia mencari kebenaran di situ.
Aku yang berdiri tak jauh mereka berdua tak mampu menyaksikan perdebatan itu lebih lama. Tubuhku mendadak gemetar. Aku pusing, pikiranku kacau dan penuh ragu. Segera aku masuk ke ruang nurani dan kuputuskan berdiam di situ agar aku tak jadi gila.
-----
Peb14/12/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H