Kata serupa mahluk liar. Tak ada teritori tetap bagi hidupnya. Semesta adalah miliknya. Jagat raya jadi rumah besarnya. Hamparan di tiap mata angin adalah tempat bermain dan ruang bermimpi terindah.
Seringkali perjalanan semesta tak selesai bercerita pada kata. Gagal pula kata menghidupkan kematian logika sebagian imajinasi di ruang bicara. Padahal telah dilihatnya beragam diorama. Banyak jiwa gelap dan haus lahirkan tragedi. Kecewa jadi makian. Semerbak wangi jadi aroma kebusukan. Misteri bersekutu dengan pertanyaan abadi yang menyimpan hulu ledak. Dan, di ruang hening itu pula kata harus terima bilurnya.
Bila suatu ketika berhenti di ruang hening, akan matikah kata?Tentu tidak...
Kau harus yakin, hening selalu punya cara berbicara pada kata. Biarkan segenap pembuluh tubuhmu mendengarkannya. Karena setiap diri punya ruang hening yang serupa. Disanalah banyak kata bisa mekar mewangi bagai bunga pagi. Wujudnya jadi terang dan hapuskan dahaga. Mereka tak lagi tumbuh liar menusuk tapak kaki para pejalan semesta yang mencari kebenaran.
------
Peb9/12/2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H