Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Karena Liminalitas Senin, Mohon Maaf Hari Ini Tidak Ada Artikel

Diperbarui: 29 Agustus 2016   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : kompasiana.com

Hari ini adalah hari Senin, awal hari mengarungi satu minggu ke depan. Tentunya banyak pertanyaan tentang hari ke depan, apakah akan sama dengan hari-hari  kemarin?

Sebagian orang menganggap hari Senin itu berat. Ada pikiran nakal ; malas untuk beraktifitas, khususnya berkaitan dengan pekerjaan rutin. Rasanya masih ingin menikmati libur hari Minggu kemarin. Mungkin ada pengecualian bagi yang sedang jatuh cinta. Hari Senin tetap memberi semangat seperti hari-hari lainnya. Bukankah setiap waktu adalah berjuta rasanya? Yang [penting bisa bertemu si Jantung hati. Betul, tidak? Heru heu heu...

Seringkali hari Senin membawa orang seolah masuk dalam Liminalitas,yakni sebuah kondisi seolah berada di ‘ambang pintu’. Bayangkan saja ; Libur week end (hari Sabtu-Minggu) sudah berlalu, namun untuk memasuki hari baru (Senin) rasanya belum sepenuh hati, walau kini realitasnya adalah hari Senin. 

Orang dibawa pada kondisi ambigu, khususnya di pagi hari saat akan melakukan aktifitas. Hari week end masih membayang, bahkan tanpa disadari beberapa perilaku diri pun seolah masih week end. Tapi mudah-mudahan kondisi abigu itu hanya sebentar. Senin masih panjang, masih ada sekian jam kedepan untuk transformasi diri. Itu harus. Karena kita tak boleh berlama-lama dalam Liminalitas hari. Kata bu guru tidak baik berlama-lama diambang pintu. Bisa masuk angin, jauh dari rezeki dan dan jodoh. Lebih nyata lagi kalau diomeli orang karena menghambat arus pergerakan.

Apakah kondisi Liminalitas ini mempengaruhi aktifitas menulis? Jawabannya relatif. Tergantung tekad dan taktik setiap pribadi penulis. Bila ada semboyan diri ‘harus menulis setiap hari’ maka niat harus dilakukan agar menjadi sebuah tulisan. Agar sejarah diri tak terputus oleh situasi tak menentu. Ada banyak tema yang bisa diangkat, terlebih di Kompasiana ini, punya ruang menu yang banyak dan  beragam, tercatat ada 20 kanal, dari kanal ‘Bola’ sampai ‘Semua Rubrik’. Kurang apa, coba? Tinggal menyesuaikan diri pada kantong pikiran dan minat saat itu. 

Belum lagi isu-isu aktual dari beragam berita mainstream terkini yang bisa memicu pikiran untuk mengulasnya lebih jauh dari sudut padang pribadi dengan aneka modus pribadi, apakah sebuah apresiasi, kritik atas realitas timpang, sumbangsih ide, dan lain sebagainya. Kalau pun masih malas mencari tema, tinggal melihat kanal seksi yakni lomba menulis artikel (blog competition) yang menawarkan hadiah uang!

Atau bisa juga ke ‘Topik Pilihan’, sebuah garansi pengelola Kompasiana tentang isu terkini. Tercatat saat ini sejumlah tema besar disediakan Admin Kompasiana, seperti : Penghinaan Jokowi, Penggusuran Perpustakaan, Haji ilegal, Harga Pokok Melambung, Jumlah Perokok Berkurang, dan lain-lain. Ini adalah sebuah kemewahan bagi para penulisi di Kompasiana .

Lalu bagaimana bila segala kemewahan itu tak juga membuat anda tergerak untuk menghasilkan artikel hari ini karena masih tenggelam dalam Liminalitas antara Week End dan hari Senin? Inilah persoalannya. Saat ini saya pun mengalaminya. Maka dari itu saya mohon maaf, hari ini tidak bikin artikel untuk Kompasiana. Tapi saya tidak mau berhenti menulis.

Selamat menjalani Hari Senin, kawans...

------------

Pebrianov29/08/2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline