Amien Rais mementik api di panas dan sengitnya perebutan kursi DKI2017. Walau Pilkada DKI secara resmi belum dimulai, tapi suasananya sudah hingar bingar. 'Masuknya' Amien Rais di suasana panas itu bukan membawa kesejukan, tapi justru menyumbang panas dengan pernyataan pedas. Suasana panas menjadi panas, sengit menjadi tambah sengit.
Kenapa Amien Rais 'Menyumbang Panas'?
Berawal dari pernyataan Amien Rais tentang Ahok. Amien Rais katakan "Karena dia beringas, bengis dan hampir-hampir seperti bandit. Saya tahu ini akan dikutip, enggak apa-apa," kata Amien dalam sambutannya di pembukaan Kongres V Barisan Muda PAN di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 20/8/2016. Lebih lanjut ; "Saya enggak tahu dia maunya apa. Jangan lupa dia antek pemodal. Jadi tolong besok kalau ada calon penantang yang masuk akal, BM PAN harus datang dengan massa banyak. Kita tunjukkan rakyat itu mesti menang kalau bersatu," tegas Amien. (Sumber ; tribunnesws.com)
Secara jelas bisa disimak di rekaman kompas.tv
Oleh Ahok pernyataan itu ditanggapinya dengan santai. Dengan gaya pedas dan blak-blakan yang menjadi ciri khasnya selama ini dia katakan "Kamu ingatkan saja ke dia, mungkin dia sudah tua, pikun," Sebelum pernyataan ini didahului sikap 'respek' Ahok kepada Amien sebagai orang tua. "Amien Rais gimana ya, (namanya) orang tua kita hargailah. Tetapi, saya ingatkan Amien Rais tahun 2006 akhir, waktu saya jadi bupati, dia kasih saya penghargaan sebagai aktor demokrasi sesungguhnya. Saya dikasih pin sama Amien Rais."
[caption caption="Ahok saat mendapat pin dari PAN yang disematkan langsung oleh Amien Rais tahun 2006 II sumber gambar ; http://www.aktualpost.com/wp-content/uploads/2016/04/ahok-dapat-pin.jpg"]
[/caption]
Amien Rais, siapa tak kenal tokoh nasional yang satu ini? Seorang tokoh Reformasi, Pendiri dan Mantan Ketua partai PAN, Mantan Ketua MPR, Guru Besar Ilmu politik, dan seabrek gelar dan jabatan elit pernah disandangnya. Bahkan dia pernah bikin heboh di berita-berita nasional saat bernazar jalan kaki dari Yogya ke Jakarta kalau pasangan Prabowo-Hatta yang didukungnya kalah dalam Pilpres2014. Nyatanya pasangan itu memang kalah dari Jokowi-JK. Soal kelanjutan nazar Amien Rais itu sempat jadi bahan candaan di masyarakat dan media sosial.
Perang Kata Ahok-Amien Rais, Pembelajaran bagi Masyarakat
Saling lempar pernyataan pedas dalam politik itu hal biasa. Masing-masing pihak selalu mengkritik pihak lainnya (lawan) yang berseberangan secara politik. Bagi orang politik, hal ini sekaligus semacam perang psikologis (psywar) sekaligus 'Test the Water' sebelum 'perang' sesungguhnya di kampanye dan bilik suara.
Bagi politisi yang sudah 'kebal dikata-katain' akan dengan entengnya 'membalas' serangan lawannya dengan pernyataan tak kalah pedasnya. Apalagi bila si Politikus itu mempunyai sifat reaktif, spontan, blak-blakan. Maka jadilah suasana politik semakin terasa panas. Celakanya hawa panas itu justru dirasakan oleh masyarakat awam (simpatisan)!
Reaksi masyarakat, khususnya simpatisan biasanya turut panas, mereka akan menambah pernyataaan-pernyataan baru yang bukan tidak mungkin mengarah pada pelecehan dan penghinaan. Akan timbul suara masif penolakan satu kelompok terhadap pihak lainnya. Lebih lanjut timbul 'pengkotakaan politis' dalam masyarakat yang semakin jelas. Disinilah para politisi itu mencapai tujuannya. Mereka akan bisa memetakan kekuatan dirinya di tengah masyarakat. Bahayanya, bila masyarakat tidak cerdas maka hal tersebut bisa menimbulkan perpecahan dalam kehidupan riil mereka.