Sudah lama ini bagai misteri
Kukira ada tembok keengganan tanya
Tentang ibu sering menangis karena luka
Kala raganya digores perilaku anak negeri
Tadinya aku lama terdiam di beranda
Kemudian berjalan ke lapangan terbuka
Menatap hamparan langit biru dan hijau persada
Mengukur cakrawala dengan kekinian jiwa
Pada tiang di depan aku pun berhenti
Kuperhatikan pucuknya ada kibaran kain merah putih penuh janji
Kuterima bayangannya untuk berteduh hati
Kusimak suara kepaknya agar tetap bersadar diri
Kepadanya kukatakan
Kami adalah bagian dari anak negeri
Yang dititahkan ibu pertiwi ke dalam darah dan jiwa kami
Untuk merawat tubuh yang semakin menua
Untuk menjaga jiwa-jiwa di tengah diaspora
Ibu sudah katakan kami generasi merdeka
Dan kini ijinkan aku berani tanya
Saat ibu pertiwi lara didera segelintir anak negeri
Kemana bapak pertiwi pergi?
----------
17Agustus2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H