Era Informasi saat ini mengkondisikan warga banjir informasi. Beragam informasi yang diterima kemudian cenderung jadi subyektifitas warga. Hal ini lumrah mengingat manusi dikaruniai tiga hal, yakni ; pikiran, perasaan dan pilihan cara berbuat sehingga sebab-akibat informasi yang diterima pun tak lepas dari ketiga karunia tersebut.
Banyak informasi masuk ke dalam memori setiap orang bisa membuat sesak pikiran dan perasaan sehingga butuh penyaluran agar didapatkan keseimbangan hidup. Dengan menuangkan kembali informasi yang diterima kedalam bentuk tulisan setidaknya seseorang melakukan pelepsan dan mendapatkan kelegaan rasa-pikiran.
Kita Beruntung Ada Kompasiana
Kita beruntung ada Kompasiana yang menjadi ruang ekspresi bagi warga. Segala hal menyesakkan pikiran dan perasaan yang ditemui dari keseharian bisa dituangkan secara tertulis di Kompasiana. Selain itu ada ruang/kolom komentar sebagai media komunikasi dua arah antara Penulis dan Pembaca. Maka lengkaplah ruang ekspresi tersebut.
Perihal eksistensi dan aktualisasi diri dalam dunia menulis adalah bonus, tergantung tujuan pribadi setiap penulis dan performance nya di ruang ekspresi ini (Kompasiana). Eksistensi dan Aktualisasi merupakan konsekuensi logis pada suatu performance ekspresi yang baik.
Satu hal lagi, keberadaan admin Kompasiana membuat proses ekspresi warga jadi 'lebih terkontrol', sehingga sajian gagasan dan 'unek-uneg warga' tidak melanggar aturan hukum positif yang berlaku, walau tidak mutlak menjamin si Penulis bebas tuntutan hukum pihak lain atas tulisannya di Kompasiana. Setidaknya, di Kompasiana ada filter awal yang tersedia guna 'keselamatan' para penulis. Bandingkan dengan media sosial seperti Twitter dan FB yang 'Bebas Lepas' sehingga seringkali si Pemilik akun atau penulisnya tersangkut masalah hukum.
Menulis sebagai Kegiatan Serius
Hanya orang yang punya gagasan, niat dan usaha khususlah yang bisa menghasilkan tulisan. Dalam kegiatan menulis pikiran harus fokus dan butuh waktu yang cukup. Ada daya cipta dan karsa saling berkolaborasi di benak penulis saat mengolah tema.
Kegiatan menulis apapun merupakan hal yang serius. Walaupun diselingi ragam kegiatan lainnya diluar konteks menulis, hal itu tidak mengurangi makna Serius.
Pengertian serius bukan pada bentuk tulisan yang dihasilkan melainkan pada proses menghasilkan tulisan, yakni. ; Dari sebuah pengamatan atau Informasi menjadi sebuah issue ; Dari issue menjadi sebuah gagasan abstrak ; Dari gagasan abstrak menjadi Tema ; Dari Tema menjadi deretan kalimat. Semua itu berproses di dalam pikiran dan perasaan si Penulis. Dia menjalaninya dengan penuh kegelisahan, sampailah pada gerbang kelegaan ketika penyelesaian tulisan berhasil dilakukan.
Melalui tahapan proses tersebut, sebuah tulisan bergenre humor sekalipun menjadi sebuah kegiatan serius penulisnya.