Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Teman yang Berbicara dengan Lututnya

Diperbarui: 23 Juni 2016   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi II sumber gambar ; http://kisahikmah.com/wp-content/uploads/2015/06/banyak-bicara.jpg"][/caption]

Teman adalah saudara tak bersambung darah
Itu hukum para dewa
Teman adalah diri kita yang lain
Itu pesan tetua
Teman adalah tangan-tangan kita dalam satu cita bersama
Itu kata petutur maha kata

Tadi kulihat para Teman di panggung pesohor
tapi tak kulihat gambaran dewa di wajah mereka
Kusimak sosoknya
tapi tak kulihat bayangan diri tetua
Kueja bahasa geraknya
Tapi tak kudapat satupun maha kata di tangannya

Aku bertanya pada hati
Siapa mereka?
Hati tak menjawab. Ahh, kupikir masih sibuk bekerja bersama empedu
Menyaring racun-racun jagat fana

Aku diam menunggu, tak lepas tatap ke panggung
Tiba-tiba guntur menggelegar bersama kilat menyambar bumi
Langit mendadak gelap
Kulihat siluet orang berpesta di dalam pekat
Muncul suara bersorak
Terdengar hentakan dan teriakan kegirangan
Tapi tak tak kulihat kaki mereka mengayun langkah

Dimana kaki mereka?

Satu kilatan langit terbesar membelah langit
Iluminasi meraja di cakrawala
Saat itu kulihat kaki mereka tak berjejak di tanah
Kuyakinkan lagi mataku di waktu kesekian
Astaga !
Kaki mereka terlepas
Bagian lututnya pindah di belakang kepala
Kulihat sekali lagi
Mereka berbicara atas titah lututnya!

Aku berniat mendekati mereka untuk bertanya
Tapi tubuhku tertahan energi maha dahsyat
Kulihat di balik tembok
Para dewa dan tetua menangis sembari memungut gumpalan otak berceceran yang disia-siakan pemiliknya.

------

Pebrianov23/06/2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline