Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Hujan yang Berkelahi dengan Cahaya

Diperbarui: 16 Mei 2016   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Hujan jatuh ke bumi"][/caption]Air berderai dari langit.
Seperti potongan lidi-lidi yang lurus nan kaku.
Tak perduli pada gelegar bunyi dan derau angin.
Meluncur cepat menjejak bumi.

Hujan dan bumi penuh rindu.
Mereka bersekutu melumat musim tanpa jeda.
Tak ada sela bagi apapun untuk bicara pada mereka.

Bumi membasah, dan hujan mengalir di setiap elevasi.
Dimilikinya bumi seutuhnya, dan bumi pun berserah pada cintanya.

Tak satu pun jejak tapak boleh bertahta di tubuh bumi, karena hujan masuk kedalam pori-porinya.
Menyatu di keabadian kelembaban cinta.

Sekali waktu cahaya coba merasuk hujan.
Pendar-pendar kilaunya dari lampu kota bagai kesetanan menghadang jatuhnya hujan.

Bahkan sorot setubuh coba memasuki lubang-lubang lembab cinta mereka.

Hujan melawan.
Air menentang dan membunuh kilau itu.
Dimasukinya arumatur, dipatahkannya kabel nadi lampu kota.

Bumi memberontak, bergoyang, melongsor dan bergetar penuh bergemuruh.
Ditumbangkannya tiang-tiang lampu kota yang tadinya angkuh berdiri.

Hujan dan bumi bersekutu, berkelahi dengan cahaya.
Tak perduli pada kegelapan.

Mereka tak menyadari, cahaya itulah yang memberi keindahan cerita cinta. ketika rinainya jadi tirai cakrawala.
------

Pebrianov 16/05/2016

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline