Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Walikota Pontianak 'Serang' Ahok Banyak Bacot

Diperbarui: 28 Agustus 2015   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bukan mau bikin kaget. Tapi seru. Mungkin akan ada kelanjutannya seperti telenovela. Akankah bersambung menguras emosi penonton?

Pontianak hanyalah sebuah kota kecil dibanding Jakarta yang metropolitan. Tapi walikotanya berani komentar pedas pada Ahok soal serapan anggaran Pemda DKI yang rendah. Bahkan terendah se-Indonesia.

Dalam akun twitternya, Sutarmidji Walikota Pontianak menyentil Ahok Gubernur DKI.

[caption caption="sumber ; http://pontianak.tribunnews.com/2015/08/28/sutarmidji-serang-ahok-cuma-bacot-aja"][/caption]

Entah apa maksud Sutarmidji menyentil Ahok. Apakah bermakna politis karena beda partai. Maklum saja, Sutarmiji adalah salah satu pimpinan partai PPP di Kalbar-satu partai dengan Haji Lulung- 'kompatriot' Ahok di Pemerintahan DKI.

Atau kah Sutarmiji hanya berlaku sebagai kolega pesama kepala Daerah? Kalau demikian, perlukah membuat pernyataan kritik di media sosial pakai frasa "Bacot". Sebuah kata 'gaul' yang berkonotasi tidak enak untuk sebuah pergaulan resmi.

Entah etis atau tidak seorang kepala daerah 'ngomentari' koleganya di lain wilayah kekuasaan, silahkan menilai sendiri. Atau adakah pelanggaran undang-undang tata negara 'tak boleh komen rumput tetangga' ?

[caption caption="i, sumber gambar ;http://kalbar-online.com/sites/default/files/imagecache/foto_350/foto/2011-01/news/ekalbar/kota_pontianak/ketua-dpc-ppp-kota-pontianak-sutarmidji.jpg"]

[/caption]

Ahok selama ini dikenal galak dan disiplin mengawal pembangunan di wilayah kerjanya. Namun hal itu tak mampu membuat kepala SKPD berani mengeksekusi proyek yang jadi tugasnya. Akibatnya banyak belum terlaksana, sehingga serapan belanja proyek DKI menjadi rendah.

Rendahnya serapan anggaran di DKI menjadi Paradok Ahok bila melihat kerasnya dia memimpin jajarannya di pemerintahan. Sejatinya, pimpinan yang keras atau tegas maka segala program bisa terlaksana tepat waktu, tepat anggaran dan tepat personal. Namun nyatanya DKI 'gagal' memenuhi hal tersebut

Tegasnya Ahok tak mampu membuat jajaran SKPD berani melaksanakan program pembangunan sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline