Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Puisi untuk Desol

Diperbarui: 20 Agustus 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar ;http://1.bp.blogspot.com/-iKXKhRQU1f0/TaMFx1aEldI/AAAAAAAABLM/gr9M5e0kNEM/s400/189060_1741122042323_1066841754_1581099_5254473_n.jpg"][/caption]

Ini orang kutengok selalu merindu
Tiap rindu dia sajikan bikin darahku seolah mengucur deras dari pembuluh
Muncrat sampai ke jari-jari pelangi jingga

Betapa tidak?

Dengan tangan dingin ditancapkannya belati di dadaku, kemudian diputarnya mengaduk-aduk jantung, hati, dan seluruh jaringan tubuhku.

Mahluk manis macam mana orang ini ?

Kutengok matanya

Astaga !

Dia tersenyum manis. Tatapannya lembut. Seolah dia sedang mengelap tubuhku dengan handuk basah yang hangat.

Aku cuma diam, saat dia bekerja dengan talentanya.

Mengaduk-aduk setiap ruas ku, mengukur nafasku. Sampai di ujung fana. Jiwaku terengah-engah di belakang jejak dengusnya.

Dasar Keparat !

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline