Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Baju dan Gedung Mewah Kompak dengan Cacing Perut

Diperbarui: 9 Agustus 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Aku dapat malu malam tadi[caption caption="http://www.theinvitation.co.id/assets/image_kartu_undangan/product/big/Mewah Elegan Bunga/kartu_undangan_pernikahan_mewah_elegan_bunga_b_1.jpg"][/caption]. Karena aku Katrok, tak bisa seperti mereka.

Usai senja aku ke undangan besar kawinan anak pejabat.

Hotel besar. Gedung megah. Deret mobil mewah di parkiran. Dandan rapi dan tampak mahal para undangan. Jabat tangan penuh sampai bergoncang. Senyum sana-sini. Cipika-cipiki vulgar.

Semua itu aku bisa. Bukan sebab aku pintar, tapi karena munafikku sangat rapi.

Hasil gemblengan sekolah, pergaulan dan jabatan.

Masuk ruang besar disambut senyum manis para cantik. Mengisi buku tamu, tak lupa tanda tangan untuk dapat buah tangan mungil.

Masuk ruang lagi, ramai orang berderet. Dimana pengantin? Oh, di ruang sebelah. Tetap ramai.

Kutengok seksama, seperti biasa, ada kasta tempat duduk. Aku tak mungkin di situ karena hanya untuk para bintang. Sementara aku hanya lilin kecil. Jatahku berdiri.

Kalau mau jongkok pun boleh. Tapi belum pernah aku uji di  Laboratoium Syaraf Malu. Istri pasti protes, malam tidurnya menghadap dinding. Runyam.

Kembali kutengok ruang awal. Orang-orang berbaju rapi dan wangi berbaris. Berkerumun di satu meja panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline