[caption caption="sumber gambar : http://korlap.com/wp-content/uploads/2015/06/Ridwan-kamil.jpg"][sumber gambar : http://korlap.com/wp-content/uploads/2015/06/Ridwan-kamil.jpg]
Ridwan Kamil, bintang baru dunia politik negeri ini karena punya citra positif di mata publik. Sebagai walikota, beliau punya komitmen kuat membangun kota Bandung. Sejak awal kemunculannya dia didukung banyak pihak yang haus akan kejujuran pemerintahan. Proses tampilnya beliau berangkat dari kekuatan arus bawah masyarakat dan kelompok atau komunitas nirlaba.
Namun ketika dia sudah menduduki jabatan, di dalamnya ada dinamika tersendiri yang berbeda sebelum menjabat. Dinamika itu lebih keras dan penuh telikung tak terdeteksi. Kalau tak hati-hati maka beliau akan ‘tak lebih’ dari para pendahulu yang masuk hotel prodeo.
Kali ini Ridwan Kamil terserempet. Jelang Lebaran ini ada berita cukup mengejutkan. Beliau dipanggil untuk memberi keterangan kepada pihak kepolisian berkaitan dugaan korupsi dana hibah untuk Bandung Creative City Forum (BCCF) pada tahun 2012 "Kasusnya masih penyelidikan, bukan penyidikan. Pak Ridwan Kamil dulu sebagai ketua (BCCF). Jadi akan dimintai klarifikasi," tutur Suparman. (sumber : kompas.com).
Di negeri ini, terjeratnya seseorang pada kasus korupsi tidak semata karena si Pemimpin berniat dan melakukan penyelewengan dana publik untuk memperkaya diri sendiri. Namun seringkali karena salah prosedur mengelola dana publik akibat dari keteledoran si Pemimpin beserta anak buahnya mengelola dana publik tersebut. Menjadi kaya pun tidak, tapi masuk penjara dan nama tercoreng.
Pemimpin yang sebelumnya bukan berasal dari habitat birokrasi sangat rentan terpeleset karena kurang mengetahui aturan main, salah prosedur serta kurang teliti-walau tujuan awalnya sudah benar yang didukung semangat membangun yang tinggi. Lihat saja mantan menteri BUMN Dahlan Iskan. Beliau punya komitmen dan semangat membangun yang tinggi, memiliki integritas dan kepiawaian menciptakan ide-ide kreatif di tengah kebuntuan birokrasi pembangunan. Namun itu saja belum cukup menjadikannya bebas perangkap korupsi. Maka jadilah dia kini terdakwa kasus korupsi. Miris.
Jangan sampai Ridwan Kamil si Bintang Muda masa depan negeri ini salah langkah, lupa proses, lalai mengawal program yang pernah dicanangkan-yang akhirnya menyeret diri pada zona rumit korupsi-yang bisa jadi tak pernah ada dalam kamus kepemimpinannya. Jangan sampai dia ‘bagai bunga layu sebelum (makin) berkembang’. Akan sangat disayangkan bila hal itu terjadi . Negeri ini bisa kehilangan salah satu asset calon pemimpin masa depan.
Salam pemberdayaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H