Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Kasihan, Demokrat Minum Air Kobokan ARB

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400371575365851950

[caption id="attachment_324179" align="aligncenter" width="450" caption="gambar : http://www.kabar24.com/images-data/posts/2014/05/17/218850/ical-sby.jpg"][/caption]

Kabar tentang Demokrat berkoalisi dengan Golkar dan mengajukan Pramono Edhie sebagai cawapres mendampingi ARB cukup mengejutkan. Memang semua itu belum defenitif, masih menunggu rapimnas partai dan bukti resmi pendaftaran Pilpres nanti.Kalau skenario ini kelak tak berubah, maka Demokrat akan jatuh tertimpa tangga dua kali secara tragis.

Setelah mencampakkan mutiaranya yang tersisa yakni Dahlan Iskan, Demokrat dibawah komando sang bos besar SBY yang katanya santun kemudian merapat ke ARB dengan membawa calon pengantin yakni Pramono Edhie yang lebih beruntung dibandingkan Dahlan Iskan. Sudah lama ARB menanti pasangan, setelah kesana kemari tak laku-laku. Gerbong seksi yang dibawa ARB yakni Golkar ternyata masih mampu membuat Demokrat tergiur.

Sosok ARB sebagai pribadi adalah orang baik dan petarung tangguh. Demikian juga Golkar, kumpulan orang-orang pintar dan berpengalaman. Keduanya saat ini menjadi identik khususnya karena ARB menjabat ketua. Namun oleh publik, saat ini sosok ARB yg terkena stigma miring akibat tanggannya kotor penuh lumpur.Kasihan juga Golkar dengan takdir stigma ARB itu.Mereka menjadi kecipratan dan sulit bergerak dengan tubuh seksinya.

Demokrat yang jatuh terjun bebas dalam Pileg yang baru lalu tak juga jera ingin berpesta. Namun bukannya terlebih dahulu cuci piring, mereka justru mengambil piring kotor di tempat lain.

Merapatnya Demokrat pada Golkar dan mengawinkan ARB dengan Pramono, maka Demokrat yang sebelumnya telah kalah pada Pileg, kemudian ‘menzolimi Dahlan Iskan-sang mutiara’ kini justru ingin berpesta dengan ARB.

Kalah dan membuang mutiara saja sudah membuat sebagian masyarakat berpikir seribu kali untuk memilih calon Demokrat dalam pesta Pilpres. Ini ditambah lagi membawa sosok ARB yang jelas-jelas sebagai personal politis kurang diterima publik.Sementara sebagian elit Golkar sendiri melihat tak ada yang menarik pada diri Pramono Edhie yang diajukan Demokrat kalau ingin tetap menjadi bagian kekuasaan seperti yang rutin mereka jalani sebelumnya.

Kalu saja benar nanti Demokrat-Golkar membentuk poros baru, mengawinkan ARB dengan Pramono Edhie, maka di pesta itu akan menjadi drama akhir pemilu pilu mereka yang tragis. Sudah jatuh ditimpa tangga. Sungguh kasihan, di sana Demokrat hanya minum air kobokan ARB.

Pasti sebagian elit Golkar maupun Demokrat yang waras tidak ada yang mau. Kita tunggu saja perkembangannya.

Salam perubahan !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline