Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Sulitnya Jadi Orang Pintar di Negeri Ini

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14238780781086090045

[caption id="attachment_368775" align="aligncenter" width="300" caption="gambar : https://kangmaskatrok.files.wordpress.com/2011/01/otak.jpg"][/caption]

Seorang Saya adalah orang hebat. Selain otak encer, rajin dan pekerja keras, juga punya pergaulan luas. Maka tak heran dikagumi banyak orang karena prestasi dan konon ber-integritas.

Dahulu Saya nakal kagak ketulungan, waktu kecil suka mencuri buah jambu milik tetangga, ngetapel anjing milik Pakde Kartono juragan pelit, bahkan suka usil naikin daster ibu-ibu yang belanja ke warung pagi-pagi terus kabur ngakak, sampai-sampai si ibu itu teriak dengan muka merah !

Konon orang pintar memang punya energi lebih. Dan nakal itu hanyalah salah satu bentuk pelepasan energi. Cuma saja, energi yang dilepaskan itu adalah energi negatif. Tapi Einstein memaklumi, karena katanya; negatif jadi penyeimbang positif untuk menghasilkan energi yang berguna bagi kehidupan mahluk bumi.

Karena Einstein sempat dekat dengan tuhan, maka tuhan pun cuma bisa tersenyum kecut dan pura-pura tidak tahu. Maka makin jayalaah kenakalan saya.

Masa kuliah adalah puncak prestasi masa muda. Tak mau kalah dengan semboyan tentara ; 'Jaya di laut, udara dan cairan'. Demikian juga saya ; 'Jaya di prestasi akademis, olah raga, organisasi kemahasiswaan dan dunia pacaran serta dugem'. Hidup pun jadi penuh warna yang membuat saya matang sebagai mahasiswa, seorang anak, lelaki dewasa dan manusia bengal.

Karena ragam kenakalan itu berulangkali saya berurusan dengan Polisi.

Saya suka main tabrak aturan karena aturan saya anggap terlalu menghambat percepatan kemajuan. Sering mengkritisi realitas timpang kondisi sosial dan penyelenggaraan negara, terlibat demontrasi sana-sini meneriakkan keadilan.

Disisi lain saya bertalenta jadi Don Juan karena pesona kelelakian yang mumpuni serta persedian kelenjar Saya yang kental dan harum. Punya banyak pacar cantik baik resmi dan tak resmi diwaktu bersamaan. Beberapa dari mereka bahkan keperawanannya Saya ambil dengan riang gembira. Bukan cuma itu, janda pun ditaklukkan dengan gagah perkasa.

[caption id="attachment_368776" align="aligncenter" width="560" caption="gambar : http://www.beritabali.com/asset/document/news_images/"]

1423878205507713303

[/caption]

Kenakalan Saya itu tidak pernah diproses pengadilan karena ayah, ibu, atau kerabat dekat keluarga mengurusnya untuk berdamai dengan Polisi. Beruntungnya Polisi di republik ini terkenal 'baik hati dan tidak sombong'. Mereka juga rajin menabung dari para peminta-minta damai. Bahkan polisi diperjalanan pun akhirnya berkawan dengan saya. Mereka jadikan saya kawan diskusi,dan informan masalah gerakan dan dunia perlendiran Saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline