[caption id="attachment_369630" align="aligncenter" width="528" caption="gambar : http://www.sportanews.com/wp-content/uploads/catur.jpg"][/caption]
Usai Jokowi mengambil keputusan nasib Komjen BG dan dua pimpinan KPK, maka peta konflik Polri vs KPK berubah.
Komjen BG dan dua pimpinan KPK yakni BW dan AS mendapatkan takdir adiministratifnya. Sama-sama tak lagi di posisi semula saat konflik sedang menghangat.
Komjen BG kini bukan lagi calon Kapolri, dan yang penting bagi dirinya secara pribadi adalah bukan lagi Tersangka.
Sementara BW dan AS kini bukan lagi pimpinan KPK, dan yang penting bagi mereka adalah mendapatkan status Tersangka.
Antara nasib BG di satu sisi, dan BW+AS di sisi lain sangat berbeda, bahkan bertolak belakang dimata hukum!
Dengan keluarnya keputusan Jokow sekaligus menyebabkan suhu 'pertandingan' KPK vs Polri sedikit mereda, dan peta permainan pun berubah.
Perubahan peta tersebut adalah petinggi kedua pihak yang berkonflik sama-sama tak lagi di posisi awal. BG bukan calon Kapolri, sedang BW dan AS bukan lagi pimpinan KPK. Di fase ini skornya adalah seri.
Kalau kita pakai hitung-hitungan pertandingan catur, Polri unggul tipis atas KPK dengan skor 1,5 ; 0,5.
Logika hitungannya sederhana, balikkan kondisi semula sebagai benchmark.
Kenyataannya, dua bidak KPK dimakan, sementara tak ada bidak Polri keluar papan catur ! Hal ini tentu menguntungkan Polri dari sisi psikologis atau 'citra'.