Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Dubes RI Kena "Tendangan Pisang" di Istana Presiden Brazil

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini baru berita !

Jarang-jarang ada berita Brazil dengan Indonesia bermasalah politik. Biasanya urusannya tak jauh dari sepakbola. Entah itu pemain dan pelatih Brazil yang merumput di Indonesia, atau pelatih Indonesia berguru ke Brazil. Kebetulan dua negara ini sama-sama gila bola dan penghasil pisang.


Konon pisang Brazil lebih melengkung dan eksotis dibanding punya Indonesia. Makanya mereka bisa buat tendangan pisang. Maka Indonesia yang punya pisang pun berguru pisang ke Brazil.


Soal panasnya politik Brazil-Indonesia yang baru mencuat kali ini tak ada urusannya dengan pisang tapi urusan narkoba. Seorang warga Brazil bakal dihukum mati karena menyelundupkan narkoba, bukan pisang.


Tentunya sang Presiden Brazil marah. Apalagi dia seorang-emak-emak. Kebayang marahnya pasti tegas celometan tanpa basa-basi. Bayangkan saja, dubes Indonesia yang sudah hadir resmi di Istana Kepresidenan Brazil berharap dapat Surat Kepercayaan dari pemerintah Brazil sebagai dubes RI yang berkuasa penuh. Namun suratnya (untuk sementara) tidak diterima.


Kebayang sang Dubes RI pak Toto Riyanto yang sudah siap-siap hepi di Gedung Kepresidenan tak dapat apa-apa sesuai protokol diplomatik yang lazim dilakukan.


Hadir di gedung tapi kemudian 'dicuekin' tuan rumah memang tidak nyaman. Serasa jadi pendatang haram. Makan tak enak minum pun tak nyenyak.


Satu keheranannya, kenapa bisa terjadi diacara formal diplomatik? Kenapa sebelumnya tidak ada pembiacaraan di tingkat bawah yang memberikan bocoran sikap Presiden? Sehingga sang Dubes Indonesia pun bisa 'menunda' hadir di istana sampai semua urusan 'konflik' clear dulu.


Kalau sudah hadir di Istana, biasanya formalitas akan diterima. Selanjutnya perkenalan dan santap siang untuk mempererat persahabatan dua negara.


Tapi kalau kemudian tidak dapat surat kepercayaan di acara itu, selain sia-sia, juga malu.


Seorang Dubes adalah wakil bangsa dan negaranya di negara tempat bertugas. Bila mendapat malu di suatu acara maka malu itu juga menimpa bangsa dan negara Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline