Lihat ke Halaman Asli

Suratku di Malam Buta

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu Berlalu Tanpa bisa kuhentikan….
Meninggalkan hari kemarin dan masa lalu yang sudah terjadi
Menuju hari – hari baru….
Mungkin aku menjadi pribadi yang berubah dari sebelumnya…
Tetapi semua karena motivasi dari diriku sendiri
Aku tak bisa hidup bia harus terpaku pada masa lalu
Maka walau menyakitkan aku berusaha tuk menghapusnya…
Melupakannya…
Entah Kenapa jalannya jadi begini…
Aku juga tak pernah tahu….

Luka hati itu masih berbekas tak menghilang
Air mata masih terasa menetes tak berhenti
Semua kenangan masa lalu masih terus membayang
Dan semua bukan hal mudah bagiku………..

Tak pernah nampak karena memang ku tak ingin
Namun jauh dalam lubuk hatiku semua nyata…
ketika gembira…
dan lebih nyata ketika sakitnya…
Perih dan hampa….
dan semua menciptakan ketakutan hebat dalam
hidupku kini…

Tapi aku tahu Tuhan Maha Baik…
Dia tak membiarkanku terus terkurung sepi dan sedih
Aku pun menyadari kehadiran seorang yang baru di dihidupku
Dia datang, dia ada dan dia nyata
Tetapi maafkan aku yang berlaku tak adil…
Aku hanya manusia biasa…

Maafkan aku bila aku menjadi orang yang berbeda…
Menjadi orang yang sulit dikenali dan mengenali
orang yang sulit dimengerti
hanya karena bayangan masa lalu
membuatku tertahan untuk melangkah
Ibarat ada di tepian jurang terjal
Aku tak bergeming karena takut terjatuh…
terjatuh lagi…

Kekecewaan yang sering terjadi membuatku terkadang mati rasa dan muak
bahkan menoreh rasa kalut dan takut yang hebat
semuanya menjadi pertahanan dalam diriku
aku hanya tak ingin tersakiti lagi…

Aku menyadari dia yang kini ada didekatku
tanda Tuhan masih peduli padaku
Tuhan memberiku kesempatan
Aku mencoba…
namun dengan cara yang berbeda

Kubiarkan semua mengalir apa adanya
seiring waktu
kubiarkan diriku mengenalinya dengan sudut pandang yang baru
hingga hatiku benar – benar tahu dan yakin

Biarkan aku tahu yang sesungguhnya
Rasa itu bukan hanya sekedar ungkapan semata
rasa yang agung namun mengisyaratkan kepedihan

Akupun berfikir
Sudah saatnya aku benar – benar memilih
yang telah berlalu biarlah berlalu
Aku ingin kebahagiaanku…
Yang sesungguhnya
Bersama dia yang Kau berikan padaku,Tuhan
Bersama dia yang Kau berikan.
Tunjukkan jalanMu agar tak kudapatkan kepalsuan
Bantu aku berjalan dan bertahan

Banyuwangi, 18 January 2009

Pkl. 23.10 , ketika mata tak kunjung terlelap

Warnie Peach




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline