Lihat ke Halaman Asli

Air many-mani

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“sekarang sumber air sudekat ”

Ini fonemena baru. Yang baru dengar jangan kaget. Biasa saja. Kalaupun tidak kaget,itu lebih baik untuk kesehatan anda sekalian. Kemarin di gunung kelud pasca meletus, penduduk sana bingung sebab pipa yang terputus dan saluran air yang ada di kawasan penduduk tidak mengalir. Bantuan dari berbagai daerah datang. Tapi sangat sedikit yang sadar tentang pentingnya air untuk kehidupan penduduk. Mereka harus mencari air dengan jarak tembuh 2 km. Itupun tentu tidak maksimal sebab yang dipakai adalah wadah yang digunakan untuk mengambil air susu sapi. Sekedar informasi, mayoritas penduduk disana menjadi peternak sapi perah.

Namun alhamdulillah, relawan relawan ekolistik di bawah bendera PENus MTI yang dipimpin pemuka agama sekaligus tokoh aktivis lingkungan {sidi Qir. Khof. Miftahul Luthfi Muhammad al-Mutawakkil} dari kota surabaya membawakan ratusan pipa untuk menyambung pipa yang terputus. Sebab beliau tahu, betapa butuhnya masyarakat pada air sebagai kebutuhan sehari-hari tersebut. Walhasil, mereka bisa menikmati saluran air kembali. Sekarang sumber air sudekat.

Terkadang untuk menghayati makna syukur harus diuji dengan kehilangan. Momentum seperti itu biasanya terjadi pada orang yang patah hati. Ketika kehilangan, barulah muncul kesadaran bahwa kehidupan tanpanya terasa hampa. Sayangnya semua telah tejadi. Dan waktu tak bisa lagi diputar. Nasi telah menjadi bubur. Dan ketika takdir memberikan kesempatan sekali lagi, rasa sukurlah yang sangat berpotensi menjadi jawaban.

Many adalah bahasa inggris yang dalam bahasa indonesia bermakna banyak. Namun beda lagi dengan bahasa asli pribumi yang mengganti huruf y dalam kata many menjadi huruf i, yang lantas berubah menjadi kata mani. Penggunaan dua kata tersebut ketika digabungkan dengan kata air akan memberikan makna yang jauh berbeda.

Air many bisa menjadi nikmat banyak orang ketika kebutuhan akan hal tersebut terpenuhi. Seperti halnya kasus di daerah gunung kelud tempo hari. Mereka menangis haru sebab air yang begitu sulit kini bisa didapat dengan mudah.

Tapi ketika air mani yang berada dalam bentuk banyak dan tidak pada tempatnya, tangisan kesedihanlah yang akan terjadi.

Kasus kehamilan sebab tragedi tidak sengaja menghamili menjadi fenomena marak di negeri ini. Terutama di kota-kota besar.

“melakukan iya. Tapi tidak ingin sampai hamil”

Mungkin yang pernah meilihat film nagabonar tidak asing dengan kata tersebut. Mani-mani yang tertelecer di berbagai tempat ini harus segera ditangani. Dengan apa? Pemerintah harus memikirkan hal ini. Apa saya ndak memikirkan hal tersebut? Saya pribadi juga mikir bagaimana caranya. Tapi pemerintah ada untuk apa kalau tidak bertindak atas banyaknya permasalahan yang terjadi. Amoral, asusila dan sebagainya yang terjadi sudah terlanjur parah dan memprihatinkan. Kalau pemerintah sebagai penggerak negara tidak negara tidak melakukan apapun. Siapa yang diharapkan menjadi garda penggerak? Jangan sampai pemerintah juga menjadi sampah yang tertampung wadah emas. Pemerintah harus punya taring dalam bertindak. Setidaknya sesuai dengan genggetnya mereka ketika kampanye agar dipilih menjadi wakil dari rakyat. Kalau nyatanya seperti ini, apa kata dunia?

Mani-mani yang keluar sembarangan ini harus segera ditangani agar tak terjadi banyaknya kasus amoral, asusila dan kehamilan dimana-mana. Kondom tidak bisa ikut andil. Orang yang begituan dengan kondom tetap saja mengeluarkan mani  -bukan pengalaman-. Intinya, laki-laki orang indonesia harus ditekan agar tidak keluar sembarangan. Jangan sampai salah tempat dan salah waktu. Many mani sembarangan sudah terlalu parah, apa ndak sebaiknya segera ditangani?

Banjir air di indonesia menjadi barang biasa yang sedang ditanggulangi. Tapi banjir mani malah seolah sedang marak digalakkan. Indonesia, sampean pengap nopo mboten?

Salam

Moti peacemaker

28 Maret 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline