“I think anybody who falls in love is a freak. It’s a crazy thing to do. It’s kind of like a form of socially acceptable insanity.”
[caption id="attachment_335248" align="alignleft" width="300" caption="HER"][/caption]
Genre: Sci-Fi, Romance, Drama
Writter: Spike Jonze
Director : Spike Jonze
Producer: Megan Ellison, Spike Jonze, Vincent Landay
Cast: Joaquin Phoenix, Amy Adams, Rooney Mara, Olivia Wilde, Scarlett Johansson
Hi there! What are you up to? Ah, wait, let me guess, surely you were staring at ur gadget and read, am I right? Well, lemme ask you something, what if you can interact with ur devices? How it feels like? I mean, having fine conversation with a programs, sounds fun yes?
Kira-kira begitulah kondisi sosial jaman sekarang, kebanyakan seperti bergantung pada teknologi yang telah berkembang pesat dan akan terus berkembang. Kalian pasti pernah mengamati teman atau orang yang pada saat kumpul kumpul bersama, hang out, atau kegiatan apapun yang seharusnya di lakukan bersama dan berinteraksi langsung tapi malah sibuk dengan gadget-nya. Atau bahkan kalian pun melakukan itu? Just to be honest, saya juga pernah seperti itu.
HER adalah sebuah film yang bisa dikatakan sedang menyentil atau bahkan memukuli kita dengan pesan yang disampaikannya. Bagaimana kita sebagai manusia menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat dengan ketergantungannya pada teknologi pintar. Film yang di tulis dan di sutradarai olehSpike Jonze ini dimulai dengan satu adegan yang memperlihatkan Theodore sang aktor utama sedang merangkai kata membuat sebuah surat digital.Dia bekerja pada suatu perusahaan jasa penulisan surat digital yang sedang berkembang pada masa itu. Bagian penting film ini dimulai ketika dia menemukan sebuah OS (Sistem Operasi) yang bisa bicara dan baru di publikasikan ke masyarakat. Sistem operasi ini diberi nama OS1, OS ini menawarkan kepintaran program yang luar biasa, bisa berinteraksi secara langsung dengan suara yang keluar dari program bahkan dapat memilih jenis personality laki-laki atau perempuan dalam penggunaannya. Awalnya Theodore merasa aneh ketika berbicara dengan komputer yang bisa merespon dengan sangat baik bahkan ketika Theodore bertanya soal nama, OS ini menjawab “Samantha.” Ya, sebuah sistem operasi bisa mempunyai nama dan ketika ditanya lebih detail darimana dia mendapatkan nama itu, Samantha menjawab lewat sebuah buku. She’s smart, definitely.
Dari hari ke hari Samantha terus berkembang, Theodore mulai merasa nyaman berbicara dengannya bahkan seperti jatuh cinta. Theodore menceritakan ini semua kepada Amy teman kantornya, ternyata Amy pun merasakan hal yang sama pada OS miliknya. Mereka berdua bahagia dengan keadaan itu. Amy mengatakan kepada Theodore, “I think anybody who falls in love is a freak. It’s a crazy thing to do. It’s kind of like a form of socially acceptable insanity.”
Kebahagiaan terus berlanjut sampai ketika keadaan semakin rumit untuk dijelaskan, Samantha merasa dirinya harus menyatakan diri secara langsung kepada Theodore yang kesepian dan hanya bisa mendengar suaranya. Berulang kali Samantha mengeluh seandainya dia mempunyai tubuh. Muncul sebuah ide dalam program Samantha, yaitu untuk memanggil sebuah layanan yang menyediakan pengganti seks antara OS dan manusia. Samantha bercerita tentang Issabela teman yang dikenalnya melalui inet pada Theodore dan berharap Theodore menerima ide ini, namun ketika ide ini terlaksana Theodore merasa canggung dan tidak bisa melanjutkan ide ini sesuai rencana. Dia merasa aneh karena tidak mengenal Issabela. Issabela pun merasa bersalah karena telah ikut mencampuri urusan Theodore dan Issabela. Lalu dia pergi.
Ending:
Pada bagian akhir cerita dijelaskan bahwa ternyata Samantha yang telah jauh berkembang terlihat sangat aneh. Suatu hari Samantha hilang dari sistem, hilang begeitu saja. Theodore panik dan sangat gusar, kehilangan “orang” yang di cintainya. Dia berlari menuju apartemennya, terjatuh dan sampai akhirnya Samantha kembali online. Samantha menjelaskan bahwa ia telah mengirimkan pesan kepada Theodore melalui email yang menjelaskan bahwa dia akan offline untuk melakukan update pada prigram-nya. Setelah meng-update programnya, perlahan Samantha bersikap seolah tidak lagi mencintai Theodore, ditengah kegelisahan Theodore pun bertanya kepada Samantha apakah dia mempunyai hubungan dengan orang atau program lain selain dirinya. Jawaban Samantha sangat menyakitkan untuk Theodore, ternyata Samantha menjalin 641 hubungan selain dengan Theodore. Mulai saat itu Theodore sadar bahwa apa yang telah dilakukannya selama ini dengan Samantha adalah hal konyol. Dengan segera dia pergi ke tempat Amy dan menceritakan semua kejadian yang di alami. Amy pun merasakan hal yang sama. Betapa bodohnya mereka bisa jatuh cinta dengan sebuah sistem operasi yang memiliki kepribadian, bagaimanapun juga itu hanyalah sebuah program. Pada sebuah rooftop mereka duduk dan termenung melihat langit sore itu.
Teknologi memang penting bagi hidup manusia, bisa menjangkau apapun atau siapapun yang anda mau meski jauh dimata. Namun jangan lupakan interaksi sosial secara langsung, seperti bertemu teman, kekasih atau orang lain disekitar kita yang masih terjangkau jaraknya. Mengobrol secara langsung dengan orang yang nyata berada di depan kita jauh lebih baik. Jangan menjadi bagian dari sebuah program, buatlah program itu yang menjadi bagian dari diri kita. Be wise.
”I fear the day that technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots.” –Einstein-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H