Bulan Ramadan sangat dikenal dengan sebutan bulan pendidikan. Rangkaian ibadah dari mulai fajar hiingga matahari terbenam dirangkai sedemikian rupa. Hal ini dilakukan agar nantinya kita terbiasa menjalankan ibadah pada 11 bulan yang akan datang. Suasana yang dipenuhi dengan pelaksanaan ibadah dari lingkungan keluarga dan rekan kerja serta diantara jiran tetangga menambah semangat diri melaksanakan ibadah. Benar adanya salah satu bait lantunan lagu religi yang dibawakan oleh Opick bahwa salah satu obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang yang saleh.
Ramadan adalah bulan yang sangat dinanti-nanti Rasulullah dan para sahabat sudah mempersiapkan diri bahkan sejak memasuki bulan Rajab sudah mulai bersiap untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadan baik secara fisik maupun rohani. Hingga kini kita sering mendengar doa yang biasanya dipanjatkan Rasulullah SAW saat memasuki bulan Ramadan. "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta panjangkanlah umur kami untuk sampai di Bulan Ramadan".
Mari kita bersyukur saat ini kita akhirnya masih Allah berikan kesempatan untuk berjumpa di bulan Ramadan yang dinanti-nanti. Lantas apa kita harus sia-siakan kesempatan ini?. Untuk menunjukkan rasa syukur itu marilah kita mulai membiasakan diri dfengan ibadah-ibadah yang biasanya kita tinggalkan atau bahkan tidak pernah kita kerjakan. Ibadah di malam hari salah satu amaliah di bulan Ramadan yang sangat sulit untuk kita lakukan. Padahal beribadah malam hari adalah ibadah yang paling digemari oleh Rasulullah SAW dan para sahabat serta ulama-ulama terdahulu.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Orang yang beriman itu terbiasa bangun pada malam hari untuk salat malam, membuat lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (QS. Sajadah:16)
Dari ibadah malam harilah peradaban Islam semakin membesar seperti sekarang. Kita tahu kisah Rasulullah SAW yang menyendiri di Gua Hira hingga mendapatkan wahyu pertama untuk menyebarkan risalah Islam. Shalat malam menjadi ibadah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Dari Aisyah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW biasa mengerjakan shalat malam setelah shalat Isya sampai fajar Subuh menyingsing." (HR Ahmad).
Dalam hadist lain yang diriwayatkan Abu Hurairah RA :
"Rasulullah SAW melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah." (HR Nasai)
Dengan alasan sibuk setelah seharian berkerja kita mengesampingkan ibadah shalat malam. Ibadah yang dikerjakan pada waktu yang mustajab. Sementara di sisi lain kita sangat mudah membnuat mata melek saat menonton film favorit hingga larut malam atau menoton siaran langsung pertandingan sepak bola dari klub yang kita sukai.
Shalat Tarawih yang kita lakukan secara berjemaah ditambah dengan witir menjadi sarana untuk melatih diri menghidupkan malam-malam kita dengan bermunajat kepada Allah. Shalat tahadjud di sepertiga malam kita menjadi kebiasaan setelah Ramadan berakhir. Ramadan menjadi momentum untuk kembali menghidupkan malam-malam kita dengan beribadah. Membiasakan diri dengan sedikit "memaksa" diri agar amaliah shalat malam yang menjadi kunci kesuksesan para umat terdahulu dapat menjadi rutinitas harian kita setelah Ramadan.