Masih sama seperti yang kemarin, suara takbir tetap bertalu-talu di malam hari raya idul adha. Semangat pun mulai timbul para takmir dan marbot masjid kembali sumringah menyebarkan informasi bahwa masjid menggelar shalat id meski tetap menjaga jarak.
Begitu juga yang tidak menggelar dikarenakan daerahnya masih zona merah juga merona berseri-seri. Karena di hari raya idul adha tak hanya berkumpul bersama menggelar shalat id namun juga terdapat ibadah kurban yang menggugah jiwa anak manusia.
Belum lagi ibadah haji yang selalu dirindukan ketika melihat jutaan umat berkumpul memenuhi padang arafah untuk bermunajat kepada Sang Khalik.
Hari Raya Idul Adha identik dengan ibadah haji dan kurban. Dua ibadah yang mengingatkan bahwa kita hidup untuk beribadah kepada Allah swt dan juga kepada sesama manusia.
Pondasi dua ibadah ini juga tak main-main, tokoh utama dari dua ibadah ini bahkan diperankan oleh seorang Bapak Tauhid, Nabi Ibrahim AS. Seorang yang mengawali perkenalan anak manusia dengan Tuhannya, pencarian Nabi Ibrahim AS akan keberadaan Tuhan merupakan kisah yang penuh hikmah agar seorang manusia harus terus berjalan untuk mencari dimana keberadaan Sang Tuhan.
Keyakinan akan keberadaan Tuhan yang Maha Esa sudah digambarkan dalam kisah Nabi Ibrahim AS. Ini juga yang harus kita mulai lakukan untuk terus mencari siapa Dia sebenarnya agar kita tak sekedar jadi pengikut ditambah lagi kita sudah dilahirkan sebagai orang yang beragama.
Nabi Ibrahim AS dan keluarganya menjadi tokoh dalam ibadah haji dan kurban. Sang Bapak Tauhid yang sudah mengenalkan anak manusia tentang Tuhan kembali diuji dengan sebuah mimpi agar menyembelih sang anak yang sudah diimpi-impikan sedari dulu.
Perintah yang begitu berat untuk dilakukan apalagi hanya melalui mimpi yang mana kebanyakan orang mengira mimpi hanyalah bunga-bunga tidur yang tak memiliki makna.
asti akan berbeda jika perintah itu dilakukan secara langsung dalam kondisi sadar atau melalui perintah malaikat. Namun sang bapak para nabi ini tetap menjalankan keyakinan ini dengan tekad yang kuat. Begitu juga keyakninan sang anak Nabi Ismail AS dan sang ibu Siti Hajar yakin atas perintah Allah swt terhadap Nabi Ibrahim AS.
Keyakinan Nabi Ibrahim dan keluarga inilah yang perlu kita tanamkan di dalam jiwa-jiwa kita. Jika diantara kita ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Ibadah kurban menjadi simbol unuk mengingat nilai-nilai pengorbanan ini.
Seperti Nabi Ibrahim AS yang tidak memikirkan apa untungnya jika melakukkan sebuah pengorbanan. Ibadah kurban semata-mata untuk mengingatkan kita agar peduli dengan sesama kita.