Lihat ke Halaman Asli

Mgs. Fisika Fikri

Orang yang punya seabrek mimpi :D

Filosofi Buang Air Besar

Diperbarui: 7 Juli 2020   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana rasanya ketika waktu buang air besar (BAB) tiba-tiba memanggil? Penulis rasa pertemuan penting sekalipun akan tertunda jika panggilan ini tiba.Meski konon katanya dapat ditahan dengan mengantongi batu kecil namun tetap saja panggilan itu akan tiba kembali.  Setelah sejenak mengurung diri di kamar kecil ada kenikmatan tersendiri yang dirasakan meski pada akhirnya kita lupakan seiring dengan aktifitas yang kita lakukan. 

Sebentar memang tapi terasa nikmat. Setelah kotoran itu dikeluarkan badan terasa enteng dan siap kembali mengajak lidah giliran menikmati hidangan yang ada di hadapan kita. 

Namun sayangnya kita hanya ingat dengan nikmat lidah yang kita rasakan. Lihat saja di media sosial banyak orang ,engabadikan hidangan yang disantap. 

Membuat vlog saat hidangan dimasak atau membuat referensi restoran yang enak untuk dikunjungi. Namun jarang kita ingat bahkan kita lupakan bahwa kotoran yang kita keluarkan adalah sebuah nikmat.

Banyak diantara manusia hanya memikirkan nikmat lidah. Karena melihat postingan media sosial atas hidangan-hidangan yang tidak sama di hadapan diantara kita mulai meminta kepada Tuhan untuk menyajikan hidangan serupa lupa dengan hidangan dideoan mata. 

Bahkan sebagian orang justru berpikir Tuhan tidak adil, mengutuk diri dan keadaan yang telah menimpa dirinya. Padahal pada hakikatnya nanti yang dikeluarkan adalah hal yang sama. 

Seonggok kotoran yang bahkan tidak banyak manfaatnya dibanding kotoran hewan seperti kotoran kambing, sapi, ayam yang bisa menjadi pupuk. Bahkan ada juga kopi luwak yang diproses dari biji kopi yang keluar dari luwak. 

Untuk itu sebuah hal yang patut kita syukuri meski hidangan yang kita santap berbeda-beda namun kita bisa merasakan bahagia yang sama. Contohnya saja ketika kita melakukan BAB. 

Jadi benar yang dikatan orang bijak semua orang bisa bahagia tergantung dengan pilihannya dalam bersikap. Bahkan Tuhanpun sudah mengingatkan bahwa Dia itu ttergantung dengan prasangka hamba-Nya. 

Mari kita pilih bahagia bersama bukan fokus di hidangan yang berbeda. Jika belum bisa bahagia, cobalah rasakan momen-momen keluarnya seonggok kotoran waktu kita BAB. Selamat Berbahagia jika BABmu masih lancar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline