Lihat ke Halaman Asli

Mgs. Fisika Fikri

Orang yang punya seabrek mimpi :D

Mengapa Harus 40 Hari?

Diperbarui: 30 Juni 2020   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Oh.. maaf nama Ibu siapa tadi..?", kalimat tanya yang diulang saat kita baru pertama kali bertemu dan berkenalan dengan orang lain. Itulah juga yang penulis alami.

Susah sekali menghafal nama orang yang baru dikenal. Memang tidak adil karena sebagian  orang lain mungkin akan mudah mengingat nama penulis. Bahkan sebagian terkejut karena nama penulis mengandung sebuah rumpun ilmu apalagi kalau bukan, Fisika hehe..

Jika kompasioner terkejut juga nanti akan penulis ceritakan tentang asal-usul nama Fisika. Kembali lagi ke topik pembicaraan, setelah beberapa kali menyebut nama yang sama beberapa yang kali barulah kita mengingat nama seseorang tersebut.

Ternyata begitulah cara otak kita berkerja, sebuah pengulangan akan semakin terekam di dalam otak kita atau terkodifikasi. Menurut para ahli, memori itu tersimpan pada memori jangka panjang seperti yang dikatakan Helen Lembert.

Sementara pada memori jangka panjang, dikodekan dan disimpan di korteks serebral dengan menghubungkan koneksi antara sel-sel otak. Dan koneksi serta memori ini lebih kuat jika kita melatih informasinya atau melibatkan emosi. 

Jika dikaitkan dengan melakukan hal yang sama selama 40 hari maka akan banyak sekali informasi yang masuk ke dalam otak dan akan mempengaruhi emosi kita. Islam juga mengajarkan 40 hari melakukan riyadhah atau ibadah yang sama secara rutin agar menjadi sebuah kebiasaan.

Bahkan banyak sekali pesan dari para ustadz atau kiyai kepada orang yang memiliki hajat untuk melakukan amalan 40 hari. Namun itu hanyalah sebuah cara karena hakikatnya bukan terkabulnya hajat itu namun pengalaman yang didapat dalam melakukan amalan selama 40 hari itu.

Tak pelak, banyak orang yang berhajat malah lupa dengan hajatnya itu lalu lebih fokus dengan Sang Pemilik yang dimintai hajat. Oleh karena itulah, 40 hari menjadi cara untuk melakukan hal yang berkesinambungan dan melatih pengalaman kita.

Perubahan hanya dapat terjadi apabila sebuah proses dilakukan secara berkesinambungan. Berkesinambungan adalah kunci sebuah perubahan. Karena menurut Rhenald Kasali, satu kata yang terpenting adalah CHANGE!!!

Selamat mencoba dan istiqomah, Insyaallah Semesta Mendukung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline