Mendengar kata kompas maka kita akan teringat dengan alat petunjuk arah yang dipakai para pencinta alam untuk mencari arah. Kompas juga dicari saat ingin mengetahui arah kiblat untuk melaksanakan shalat ketika berkunjung ke tempat yang baru. Nama yang didapat dari hasil diskusi antara pendiri Bapak Jacoeb Utama dan Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno lahirlah nama Kompas yang artinya petunjuk arah (Sumber:Wikipedia).
28 Juni 1965, media cetak Kompas terbit pertama kali yang artinya besok sudah 55 tahun menemani masyarakat Indonesia memberikan informasi sesuai jaronnya Amanah Hati Nurani Rakyat. Pada acara Sapa Indonesia Akhir Pekan Edisi Sabtu, 27 Juni 2020 pagi tadi penulis tertarik untuk ikut mengulas kehadiran #Kompas55 sebagai #KawanDalamPerubahan. Kita sudah tahu Kompas Grup sudah menjadi media terbesar di nusantara. Kekuatan jaringan dan komitmen akan informasi yang sesuai dengan data dan fakta menjadi ciri khas dari Kompas.
Kompas di usianya yang sudah 55 tahun harus mempertahankan tradisi nilai-nilai jurnalistik di tengah berkembangnya media atau para ahli menyebutnya konvergensi media. Artinya kehadiran media cetak maupun media elektronik kini tak lagi ada batas. Semua memiliki keunggulan namun saling melengkapi jika media tak mampu berubah maka siap-siap hilang dari peradaban.
Ragam platform media mulai dari Blog, Youtube, Instagram, Facebook,dan Media Podcast membuat banyak sekali tumbuh media-media baru yang tidak membutuhkan biaya yang besar untuk menyampaikan sebuah berita. Tak heran jika masyarakat bingung dengan banyaknya lintasan berita yang tidak diproses melalui kaidah-kaidah jurnalistik.
Kecepatan akan kehadiran informasi menjadi alasan orang ingin mengabarkan meskipun tidak mengetahui duduk persoalan. Padahal Imron Supriyadi, Wartawan Senior di Sumatera Selatan dalam pelatihan jurnalistik mengatakan, jurnalis adalah penyambung lidah para nabi. Bagaimna tidak? Seorang jurnalis kerap membahayakan dirinya sendiri demi mengabarkan sebuah berita kepada masyarakat. Sama seperti para nabi yang rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan umatnya.
Untuk itu tag #KawanDalamPerubahan di usia yang ke-55 ini menjadi harapan agar Kompas Grup tetap menjadi leader dalam hal menyampaikan informasi kepada masyarakat di tengah perubahan yang pesat. Kompas Grup harus menjadi corong informasi yang tepat dan akurat ditengah kebutuhan akan cepatnya hadirnya sebuah informasi. Ketika informasi didapat dari media Kompas Grup maka tak perlu lagi mencari pembanding dari media lainnya.
Penulis sendiri merasakan banyak pelajaran dari Kompas Grup saat beberapa tahun lalu opini penulis ditebitkan melalui Tribun Sumsel. Bahkan penulis sempat melakukan kunjungan jurnalistik bersama para siswa/i ekstrakurikuler Jurnalistik di SMP Negeri 12 Palembang. Dari sanalah penulis dapat melihat tahapan-tahapan dalam melakukan penerbitan di media Kompas Grup. Semoga Kompas Grup terus menjadi media yang menjadi #KawanDalamPerubahan bukan sama seperti media lainnya yang menjadi media propaganda pihak-pihak tertentu. Masyarakat Indonesia butuh #KwanDalamPerubahan di setiap tahapan membangun negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H