Lihat ke Halaman Asli

Putra Niron

Pegiat di AMI Malaka dan SASOKA; Owner Kedai NN15

Sampah Menjadi Berkah

Diperbarui: 21 November 2022   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Darius Kecil dan Mickey Mouse

Darius Irebius Tunabenani, yang akrab disapa Darius, merupakan salah satu pegiat seni asal Kabupaten Malaka yang tergolong produktif. Tak terhitung sudah banyak karya yang dihasilkannya. Pria kelahiran Kapan, 28 Juni 1989 ini telah bergelut atau lebih tepatnya jatuh cinta pada dunia seni sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dari pengakuannya, sejak duduk di bangku kelas 1 SD, dia sudah tertarik dengan melukis. Pernah suatu ketika dia mendapat tugas untuk melukis sesuatu, Darius menggambar ulang sebuah objek. Dan dia cukup bangga dengan lukisan perdananya yakni sebuah gambar tokoh kartun yang terkenal kala itu, Mickey Mouse. Sejak saat itulah dia mulai pelan-pelan menekuni bakatnya. Boleh dibilang saat itulah yang menjadi pendorong untuknya berkarya.

Pada tahun 2008 Darius bergabung dalam sebuah Event Organizer (EO). Di sana dia mulai belajar menjadi Master of Ceremony (MC) untuk  acara konser dan festival. Tahun 2011, Darius mencoba peruntungannya dan melamar untuk menjadi seorang Guru di sebuah sekolah di Kupang. Dia diterima sebagai seorang Guru Seni Budaya di SMP Giovanny Kupang. Setahun kemudian dia pindah mengajar ke NCIPS Kupang. Tahun 2012 Darius mulai mengembangkan bakatnya dengan membuat Mural. Bersama beberapa pegiat seni lainnya, Darius mencoba melukis di tembok-tembok sekolah yang berada di sekitaran kota Kupang, di Soe, dan Atambua. Lukisan-lukisan tersebut lebih banyak bertemakan pendidikan. Semua itu bisa dicapainya berkat ketekunannya belajar secara otodidak.

Darius sempat mengenyam pendidikan seni di jenjang perkuliahan. Namun karena keterbatasan biaya, Darius memutuskan untuk berhenti berkuliah dan mulai bekerja dengan menggunakan bakat yang dia miliki. Tahun 2013, Pria yang kini berdomisili di desa Litamali, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka mulai memperdalam ilmu seni melukis dan mengikuti berbagai Festival Seni di berbagai daerah bahkan pernah sampai ke Timor Leste. Setelah dua tahun melalangbuana mengikuti event, Darius kembali ke kampung halamannya dan mulai membuka usaha dekorasi. Meskipun begitu, dia masih tetap mengikuti event-event besar di luar kota. Sambil terus mengasa bakatnya, Darius mulai memutuskan untuk memanfaatkan sampah yang didaur ulang sebagai sebagai media untuknya berkarya.

"Sampah" Yang Berguna

Sebagaimana kehidupan yang tak pernah lepas dari masalah, begitu juga yang dialami oleh Darius di sepanjang perjalanan hidupnya. Dia pernah mengalami masa-masa kelam yang bahkan hampir merenggut nyawanya. Dia menganggap dirinya sama seperti "sampah", yang dibuang dan tak dianggap. Darius merasa diri tidak berguna. Selama kurang lebih setahun, Darius meringkuk dalam keterpurukan. Di detik-detik dia hampir putus asa, Darius tersadar akan segala kelebihan yang dia miliki. Oleh sebab itu, Darius banting setir dan berniat untuk memperbaiki diri.

Darius kembali menekuni bidang seni melukis. Tak berselang lama tepatnya, pada tahun 2017, atas usaha kerja kerasnya yang didukung penuh oleh LPPA Mitra ChildFund di Indonesia, Darius merubah dan memberi brand baru untuk tempat dekorasinya yang lama dengan nama Bengkel 5 Jari. Bengkel Kreatif 5 jari lebih mirip seperti tempat pameran kecil. Di mana di dalamnya dipajang hasil karya Darius. Tim LPPA melihat Darius sebagai anak muda yang memiliki bakat dan bisa hidup dari bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu LPPA mendukungnya penuh. Di sinilah Darius mulai dikenal dan diperhitungkan sebagai salah satu pegiat seni asal Malaka.

Mengenai brand Bengkel Kreatif 5 Jari, Darius mengemukakan alasannya pada sebuah media online, detik.com, bahwa nama  Bengkel Kreatif itu muncul karena di dalamnya, Darius merubah atau mereparasi sesuatu menjadi sebuah barang bernilai seni. Dan mengapa ada tambahan kalimat 5 Jari, bagi Darius semua yang dihasilkannya itu original dari tangannya sendiri. Melalui tangannya, Darius mereparasi sampah menjadi sesuatu yang bernilai seni.  Darius mencoba menggunakan sampah sebagai media untuknya berkreasi. Sampah-sampah yang digunakan juga terdiri dari sampah organik seperti daun kering, serbuk kayu, potongan kayu, kerikil, dan sebagainya. Selain itu ada juga sampak non organik, seperti botol plastik, kertas, kaleng minuman bersoda, dan lain sebagainya.

Tak terhitung sudah ratusan karya yang dia hasilkan dari pengelolaan sampah itu. Ditambah lagi dukungan penuh oleh LPPA Mitra ChildFund di Indonesia. Akhirnya di bawah dampingan mereka, Darius mampu secara baik mengembangkan bakatnya. Darius merefleksikan dirinya yang dulu sama seperti "sampah", yang tidak berguna dan layak dibuang.  Tetapi sampah tersebut akan menjadi berguna jika berada dan dimanfaatkan secara baik di dan oleh tangan yang tepat. Dari refleksi itulah karya-karya bernilai seni dari Darius mulai dihasilkan dan mulai banyak diminati. Sampah-sampah yang mungkin di mata orang lain kotor dan tak berguna lagi, tapi di tangan seorang Darius, sampah-sampah itu diubah menjadi barang yang bernilai seni. Selain itu, Darius juga sering kali menjadi pembicara dalam kegiatan-kegiatan orang muda yang diselenggarakan oleh LPPA. Di sana Darius didaulatkan sebagai motivator bagi orang-orang muda. Darius acapkali memberikan tips-tips bagaimana bisa menjalankan usaha yang mana usaha tersebut berasal dari bakat dan talenta yang dimiliki oleh masing-masing orang.  Inti dari pesannya yakni tetap konsisten jika ingin melakukan sesuatu. Jika hal itu dilakukan terus menerus tentu akan menjadi kebiasaan dan akan menjadi hal yang terus diperhatikan pula oleh orang lain, dengan kata lain akan menjadi daya tarik bagi orang tersebut.

Darius Kini

Darius mengalami perkembangan yang baik di bidang seni. Hal itu tentu mempengaruhi kehidupan ekonominya. Berkat bakat dan talenta yang dmilikinya, Darius bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Darius sering menerima permintaan dekorasi untuk berbagai acara. Tentunya dengan bayaran yang tidak seberapa. Di dalam sebuah media online, dijelaskan bahwa Darius dapat menghasilkan omzet jutaan per bulannya. Selain menerima permintaan dekorasi, Darius tetap berkarya dengan membuat lukisan-lukisan yang lebih banyak menggunakan bahan-bahan daur ulang, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Proses pembuatannya pun termasuk lama karena dalam proses pembuatan karya tersebut ada bagian tertentu yang harus dijemur. Oleh karena itu dalam sehari Darius dapat membuat dua buah karya seni.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline