Di taman tadi, aku sungguh-sungguh takut.
Aku sungguh ingin cawan berdarah ini berlalu.
Peluh-peluhku berdarah.
Aku begitu tersiksa dalam kesendirianku.
Tak ada yang mau berjaga bersamaku.
Mereka yang setiap hari bersama-sama denganku pun enggan.
Aku hampir mati hati melihat mereka pulas tertidur.
Aku sendiri.
Aku bahkan mau mati saat itu juga,
ketika ciuman dusta melayang di wajahku.