Social support atau dukungan sosial merupakan fungsi yang diberikan oleh orang lain atau suatu kelompok kepada diri individu dalam bentuk bantuan dan dukungan.
Social support hadir dari kelompok primer, seperti keluarga, kerabat, dan teman serta bisa juga hadir dari kelompok sekunder, seperti komunitas dan organisasi. Social support memberikan dukungan secara emosional terkait harga diri dan nilai dari seorang individu, memberikan dorongan atau motivasi, serta simpati dan empati (Thoits, 2011), yang mendasari betapa pentingnya social support.
Selain itu, social support juga tidak hanya datang dalam bentuk kelompok primer, tetapi juga dapat berupa media sosial. Media sosial yang bisa menjadi social support yaitu Twitter.
Hal ini dikarenakan dari konsep twitter sendiri, yaitu tweet yang kita keluarkan bisa juga tersampaikan pada orang yang tidak kita kenal. Selain itu, penggunaan hashtag (#) pada twitter juga membantu individu agar tidak merasa sendirian. Dengan konsep ini, twitter menjadi komunitas daring yang suportif bagi para penggunanya.
Dalam beradaptasi pada lingkungan baru, social support akan sangat membantu dalam prosesnya, terutama bagi para mahasiswa baru yang memiliki kekhawatiran yang berlebih akan lingkungan yang baru dimasukinya.
Social support membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya (Kumalasari & Ahyani, 2012). Dalam proses beradaptasi, social support membantu individu dalam meningkatkan rasa percaya dirinya (Winata, Yusri, & Syahniar, 2017), dimana itu akan membantu individu mengatasi ketakutan-ketakutannya.
Ketika dalam keadaaan yang buruk, social support membantu individu untuk tidak merasa terisolasi atau merasa sendirian dalam menjalani kehidupan sehari-hari (Gable & Bedrov, 2022).
Dengan memiliki social support dalam keadaan yang buruk, akan mengurangi kecemasan, ketakutan, serta pemikiran yang berlebih akan sesuatu. Selain itu, social support juga membantu individu untuk mengatasi hari-hari yang buruk dan menjadi kekuatan tersendiri bagi individu.
Selama ini mungkin kita hanya menganggap social support hanya dibutuhkan pada situasi yang buruk. Padahal, social support juga dibutuhkan dalam situasi yang baik. Individu dapat memaksimalkan potensinya karena mendapatkan dukungan dari social support yang dimiliki.
Sama halnya ketika sedang dalam keadaan yang buruk individu cenderung mencari orang lain, ketika individu dalam keadaan yang baik juga cenderung untuk mencari orang lain.
Hal ini disebut dengan proses kapitalisasi, yang mana memberikan penjelasan bahwa dengan adanya social support akan memaksimalkan manfaat dari kegiatan atau peristiwa yang positif atau mengandung hal-hal baik (Gable & Bedrov, 2022).