Lihat ke Halaman Asli

Bank Sampah: Alternatif Penanganan Masalah Sampah di Bulan Ramadan

Diperbarui: 2 April 2024   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Envira ID

Sampah masih menjadi masalah laten di Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, Indonesia termasuk negara dengan produksi sampah terbesar di dunia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat penduduk Indonesia memproduksi 69,2 juta ton timbunan sampah nasional tahun 2022. hingga tahun 2023 (Kompas.id/29/11/2023). 

Di berbagai kota besar terjadi peningkatan volume sampah yang signifikan. Kota Medan, Samarinda, Makassar, Denpasar, Surabaya, dan Jakarta menjadi penyumbang sampah terbesar. Jenis sampah di enam kota tersebut didominasi oleh kemasan atau serpihan plastik yang sulit diolah, kurang bernilai ekonomi, dan mudah tercecer. 

Selain itu saat ini umat Islam tengah menjalankan bulan Ramadan. Bulan di mana para pedagang atau UMKM serta para pemburu takjil berkumpul di saat menjelang waktu buka puasa. Dengan demikian volume sampah akan terus meningkat selama bulan ini.

Masalah ini jika terus dibiarkan maka akan berdampak besar terhadap lingkungan. Maka yang perlu dikritisi saat ini adalah bagaimana menyelamatkan bangsa dari darurat sampah? Adakah alternatif yang ditawarkan.

Apa itu Bank Sampah?

Bank sampah bukan menjadi hal baru di Indonesia. Namun dengan kondisi saat ini Bank sampah menjadi salah satu alternatif kelola sampah.

Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. 

Bank sampah bukan sekedar sampah dikumpul pada satu tempat lalu didaur ulang, melainkan bank sampah menjadi sumber pemberdayaan masyarakat. Baik pemberdayaan sosial maupun pemberdayaan ekonomi.

Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat 'berkawan' dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah.

Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat (DLH/15/10/2019)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline