Lihat ke Halaman Asli

Ini 3 Hal Positif Personal Branding bagi Seorang Pengajar

Diperbarui: 16 Juni 2021   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Personal branding (sumberLfreepik)

 Sebagian besar Kompasianer  pasti ingat guru atau dosen idolanya ketika di SD, SMP,SMA atau perguruan tinggi. Padahal masa-masa sekolah sudah cukup lama berlalu bahkan saat ini kita sudah ada yang pensiun tetapi masih ingat bagaimana kepribadian guru idola. 

Pembicaraan tentang guru atau doesn tambah asyiik ketika musim reuni mengingat masa-masa indah sekolah. Tentu hal ini terjadi ketika belum ada pandemi Covid 19, acara reuni selalu ramai pada hari raya Idul Fitri atau akhir tahun bisanya bulan Desember. 

Yang menjadi pembicaraan bukan guru atau dosen idola saja, guru galak dan pemalas juga menjadi bahan candaan. 

Eh ternyata para siswa dan mahasiswa sudah menyematkan personal branding terhadap pengajarnya. Paling tidak seorang pengajar harus memiliki 3 hal berikut ini.

1. Selalu tepat waktu dalam segala kegiatan

Mungkin ada yang  menganggap biasa datang terlambat tetapi bagi seorang pengajar datang terlambat akan memberi dampak yang tidak baik. Guru yang datang terlambat membuat siswa menunggu di ruang kelas jadi  gaduh, siswa kadang bermain dengan memukul-mukul meja maupun kursi. 

Situasi ramai dan gaduh menyebabkan ruang kelas sebelahnya terganggu. Dosen yang datang terlambat juga mengakibatkan mahasiswa resah tidak ada kepastian dan mengakibatkan kursi-kursi di depan ruang kuliah penuh dan ramai. 

Meskipun ada kecenderungan budaya jam karet, artinya setiap undangan sudah ditentukan waktunya tetapi jika kita datang tepat sesuai undangan rapat belum juga dimulai. Akhirnya orang datang terlambat dalam suatu undangan dianggap sudah biasa.

Oleh karena itu seorang  guru maupun dosen harus membiasakan datang tepat waktu sesuai jadwal, setiap tindakannya selalu diamati oleh siswanya atau mahasiswanya. Jika seorang pendidik yang bekerja di institusi pendidikan sudah tidak menghargai waktu bagaimana dengan institusi lain. 

Biasanya pendidik selalu dijadikan model bagi siswa dan mahasiswanya. Kalau sekarang ketepatan waktu tidak hanya dalam melaksanakan segala kegiatan tetapi kecepatan dalam menjawab respon dari mahasiswa juga penting. 

Bayangkan jika seorang mahasiswa kirim sms via WhatsApp kepada dosennya tapi berjam-jam tidak ada repon, hanya untuk memastikan jadwal kuliahnya. Hal-hal seperti ini bisa juga menyebabkan kekecewaan yang mendalam meski hanya urusan waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline