Lihat ke Halaman Asli

Semangat Muda, Semangat Perubahan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1414477686680369898

[caption id="attachment_350399" align="alignnone" width="620" caption="aqiqahcatering.com/"][/caption]

Seyogyanya dalam fase kehidupan manusia, usia emas seorang manusia berada pada usia balita (0-5 tahun) dan usia muda (20-40 tahun). Pada usia balita seorang manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat untuk mempersiapkan fase kehidupan berikutnya. Semakin baik perhatian kita pada kebutuhan untuk menyokong tumbuh kembang saat usia ini maka semakin baik pula kualitas seorang manusia. Usia emas kedua dalam fase kehidupan manusia adalah pada usia mudanya (20-40). Usia ini adalah usia emas dimana manusia pada fase ini merupakan aset yang unggul dan memiliki produktivitas yang tinggi sehingga dapat memberikan nilai tambah yang besar dan berkontribusi terhadap kehidupan. Pada tahap ini, kisaran nilai tambah antara manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda, tergantung dari potensi diri, tingkat pendidikan, kemampuan berkomunikasi, dan jaringan yang dimiliki. Untuk kasus tertentu, bahkan ada pemuda yang nilai tambahnya jauh melebihi nilai tambah manusia usia dewasa.

Sepanjang peradaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok pelopor dalam segala hal. Berbagai perubahan yang terjadi di setiap bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial, motor utamanya tak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan terik panas yang menyengat.

Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang sama kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda yang baik dan terdidik serta berintegritas pun berkarakter maka merekalah yang akan menyebarkan nilai-nilai kebaikan serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada baiknya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Adakah kita lupa, tentang Sukarni? Seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni jelas tercatat dalam sejarah bangsa ini. Sukarni adalah tokoh pemuda yang mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.

Kita tahu tentang Sayuti Melik, tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno. Siapa jua tak kenal Bung Tomo? Promotor perjuangan arek-arek suroboyo yang dengan keberanian dan keyakinannya mempertahankan kota pahlawan.

Pemuda-pemuda itu telah membuktikannya. Ternyata, barisan pemuda jualah penjulang panji-panji perubahan negeri ini. Adakah kita tidak pernah menoleh ke belakang sebentar? Belajar dari sejarah, agar nanti kita juga bakal mencipta sejarah yang juga megah. Bukan untuk sesiapa, tetapi untuk sebuah kemenangan yang diimpikan oleh semua rakyat Indonesia.

Pemuda dalam konteks bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan yang mengarah pada perubahan. Mereka mempunyai peran strategis baik dari sisi pengajaran maupun dari sisi pembelaan terhadap nilai-nilai kebaikan. Dalam pentas sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini, dengan mudah kita mendapati pemuda-pemuda yang namanya terukir dengan tinta emas. Mereka layak menjadi teladan bagi pemuda generasi sekarang. Panutan yang sangat riil di saat pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.

Di zaman sekarang, pola hidup pemuda sangat memperihatinkan. Tidak sedikit pemuda hari ini terperangkap dalam kultur budaya asing yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan kultur negeri ini. Miris bila mengkaji wajah pemuda saat ini. Saat ini bukan lagi waktunya kita berbicara pesimisme yang hanya melahirkan keluh-kesah yang berujung pada perselisihan. PR bersama hari ini adalah untuk memahamkan kembali, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya, periode emas dimana para pemuda mengerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk mengisi kemerdekaan dan melanjutkan cita-cita para generasi terdahulu negeri ini. Tugas bersama untuk menumbuhkan kembali semangat perubahan, semangat membagun negeri untuk wujudkan Indonesia yang lebih baik.


“Jangan tanyakan lagi apa dan berapa besar masalah pada bangsa ini. Tanyakanlah sudah apa dan berapa besar kamu berbuat untuk negeri.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline