Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki sejarah gemilang. Warisan budayanyapun masih terlihat sampai sekarang. Kerajaan Sriwijaya mampu membangun di istana di atas air di saat bangsa-bangsa Eropa masih tinggal di goa. Candi Borobudur dibangun 600 tahun sebelum bangunan katedral pertama di Eropa. Pelaut-pelaut kita sudah menjelajah samudera sebelum pelaut-pelaut bangsa lain mengelilingi bumi.
Di bidang pendidikan bangsa ini juga memiliki warisan asli yang juga luar biasa. Metode pembelajaran terbaik pernah kita miliki namun sekarang kita abaikan. Kita lebih terpesona dengan bangsa lain dalam segala hal, sehingga apapun yang kita miliki terasa rendah kualitasnya. Minimal ada tiga metode pembelajaran warisan nenek moyang kita yang kalau diterapkan akan mampu mengubah wajah pendidikan kita yang sekarang ‘belum jelas arahnya’. Ketiga metode pembelajaran itu adalah :
- Bercerita
Mengajar dengan cerita akan membangkitkan kesan bagi siswa. Pelajaran sesulit apapun kalau disampaikan dalam bentuk cerita akan merangsang siswa-siswa untuk lebih fokus, karena mereka penasaran dengan kelanjutan cerita tersebut. Di berbagai wilayah Indonesia terdapat banyak sekali cerita rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah mengajarkan nilai-nilai luhur dan membangkitkan motivasi dengan cara bercerita.
- Berdialog
Dialog adalah komunikasi dua arah. Dengan dialog akan mampu mengeksplorasi pemikiran-pemikiran siswa. Dialog yang baik akan melahirkan sintesis dari berbagai tesis dan antitesis, karena siswa bisa saja memiliki pengetahuan dan pengalaman berbeda dalam menanggapi satu hal. Dialog adalah metode pembelajaran yang ‘membukakan pikiran’ bukan ‘mengisi pikiran’. Bangsa kita memiliki budaya dialog yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan adanya balai desa di tingkat desa dan alun-alun di tingkat pusat kerajaan. Balai desa dan alun-alun merupakan wadah dialog antara pemimpin dengan rakyatnya.
- Menjelajah
Dua metode pembelajaran sebelumnya, jika dilaksanakan dengan baik dan dan konsisten akan menghasilkan kecerdasan kognisi yang baik pula. Tapi kognisi yang baik tidak cukup, karena kita membutuhkan kecerdasan meta kognisi, yaitu cerdas dalam memanfaatkan pengetahuan. Betapa banyak orang cerdas tapi tidak menghasilkan apa-apa karena tidak bisa memanfaatkan kecerdasan. Penjelajahan adalah metode pembelajaran yang akan menghasilkan kecerdasan metakognisi, karena dalam penjelajahan akan banyak sekali masalah yang harus dipecahkan. Pemecahan masalah kadang memerlukan keberanian dan kemandirian. Bangsa ini punya semboyan ‘nenek moyangku adalah pelaut’. Itu artinya bangsa ini punya kebiasaan menjelajah bukan pemain ‘jago kandang’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H