Presiden presidium majelis rakyat tertinggi Korea Utara Kim Yong Nam akan datang ke Indonesia memenuhi undangan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Pertemuan kedua pemimpin ini akan berfokus pada kerja sama perekonomian.Mengingat kondisi Indonesia yang lebih makmur daripada kondisi Korea Utara dipastikan negara tirai besi ini akan belajar dari Indonesia.Soal ekonomi, bukan soal demokrasi karena untuk yang satu ini walaupun nama resminya republik democrat Korea Utara masih tak mau berdemokrasi.Buktinya generasi ketiga dari dinasti Kim yaitu Kim Jong-un baru saja menggantikan mendiang ayahnya Kim Jong-il memimpin negara miskin ini.
Kita semua tahu bagaimana ngototnya Korea Utara mempertahankan posisinya sebagai negara pemilik senjata nuklir.Uji coba rudal nuklir terakhirdilakukan bulan lalu.Walaupun menjadi bahan cemoohan seluruh dunia karena gagal total tidak membuat negara ini patah arang malahan merencanakan untuk mengadakan uji coba berikutnya dalam waktu dekat.
Ironisnya, senjata nuklir Korea Utara ini bukan hanya ditujukan kepada Amerika Serikat tetapi kepada negara tetangganya sendiri, Korea Selatan.Ini yang tidak masuk di akal.Korea Utara dan Korea Selatan adalah negara tetangga tetapi sebenarnya satu hanya dipisahkan oleh perbedaan ideology.Sama ras, sama bahasa, sama budaya semuanya sama.Tak jarang warga di bagian utara memiliki keluarga dekat di negara bagian selatan. Perang nuklir berarti perang habis-habisan dalam hal ini berarti menghabisin saudara sendiri.
Lebih dari itu, kalau Korea Utara menembakkan senjata nuklir ke wilayahKorea Selatan sama dengan tindakan bunuh diri.Karena lokasi kedua negara yang sangat berdekatan, radiasi nuklir di wilayah Selatan bisa ditiup angin masuk ke wilayah Utara.Akibatnya warga Utara sendiri yang menjadi korban.Bukankah itu tindakan yang sangat bodoh?Mungkin bagi Jong-un tak masalah karena dia dan keluarganya bisa bersembunyi di dalam bunker-bunker VVIP tapi rakyat kebanyakan?Tentu akan menjadi sengsara.
Soal nuklir antara kedua negara Korea ini mengingatkan saya pada konflik di masa Perang Dingin.Konflik antara dua Jerman, yang satu Jerman Barat dan yang satu Jerman Timur.Sama dengan dua korea, dua Jerman ini terpisah karena perbedaan ideology.Syukurnya Perang Dingin berakhir, Tembok Berlin yang memisahkan bangsa besar ini runtuh.
Bagi Kompasianers yang menghabiskan masa remaja di dekade 1980-an, tentu masih ingat dengan lagu 99 Luftballons dari Nena.Lagu yangbercerita dua anak menerbangkan 99 balon ke udara.Balon-balon itu terbang masuk ke wilayah negara tetanggaDisangka sebagai UFO, angkatan udara negara tetangga mengerahkan pesawat mereka untuk menghadapi invasi aliens ini. Pihak militer negara asal 99 balon ini melihat pergerakan militer di wilayah seberang menyangka negara mereka diserang. Akhirnya, terjadilah perang beneran antara kedua negara ini lengkap dengan senjata nuklir.
Di Jerman, lagu 99 Luftballons hanyalah tinggal lagu.Entah kalau di atas langit Korea.
sumber gambar: www.orangerie-shop.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H