Lihat ke Halaman Asli

Presstitute: Media yang Melacurkan Diri

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Anda pernah kesal dengan suatu media yang jelas-jelas berpihak kepada satu golongan, golongannya si empunya media itu?Atau pernah kesal karena melihat media yang hobinya menggiring opini massa untuk setuju atau tidak setuju atas suatu masalah?Kalau saya pernah.Kesal sekali rasanya memang.Maksud hati ingin mendapatkan berita atau ulasan terbaru yang seimbang, minimal tidak begitu memihak, tak tercapai.

Kalau media yang berpihak saja sudah membuat kesal apalagi media yang merubah fakta.Fakta yang sebenarnya harus disajikan dengan utuh tetapi oleh pihak media dirubah, bisa ditambah bisa juga dikurangi.Tujuannya agar fakta versi media ini cocok dengan opini yang hendak disampaikan oleh media itu kepada masyarakat.

Adakah media seperti ini?Banyak.Dan jangan kaget, media yang suka memelintir fakta ini bukan sajamedia kacangan yang sering diragukan kredibilitasnya sajatetapi termasuk juga media-media top arus utama.Nah, media seperti ini disebut dengan presstitute, press dan prostitute. Media yang melacurkan diri.Kehormatan sudah tidak ada lagi nilainya, kalah dengan reward dari materi sampai pada terpenuhinya tujuan golongan mereka.

Menurut urbandictionary.com, kamus yang rajin mengumpulkan istilah-istilah slang, yang bisa disebut sebagai media pelacur ini bisa individu yang bekerja di sebuah media ataupun media itu sendiri.Selama apa yang disajikan mereka adalah fakta yang sudah dirubah untuk kepentingan seseorang ataupun suatu kelompok maka individu dan media itu bisa disebut sebagai presstitute.

Jadi jangan terlalu percaya kepada pemberitaan suatu media.Di jaman internet yang serba cepat dan bisa diakses dengan gratis ini, kita bisa mengakses lebih dari satumedia online.Kelebihan ini bisa kita pakai untuk membandingkan pemberitaan satu media dengan media yang lainnya.Dengan membandingkan dua atau lebih media seperti ini lebih kecil peluang kita untuk tertipu.

Salam Kompasiana.

sumber gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline