[caption id="attachment_165203" align="aligncenter" width="500" caption="Harga gasoline dan diesel di salah satu gas station di Denver Metro (25/2)"][/caption]
Peluang Barrack Obama untuk kembali terpilih menjadi presiden di pemilihan umum bulan November nanti kembali mendapat rintangan.Setelah gagal mendapatkan Hillary Clinton untuk menjadi pendampingnya, kini Obama punya masalah baru.Harga gasoline (bensinnya Amerika) dan diesel yang selalu tinggi dan tidak kunjung turun.Ini akan menjadi masalah kalau tidak bisa ditangani segera.
Sama seperti di negara-negara lain, harga bahan bakar minyak (BBM) sering dijadikan komoditi yang diperdagangkan dalam kampanye pilpres.Tak terkecuali di Amerika.Saat ini saja, sekitar sembilan bulan dari pilpres, soal ini sudah menjadi concern rakyat di sini.Menurut survey Associated Press-GfK terbaru, tujuh dari sepuluh rakyat Amerika menganggap isu harga BBM ini adalah isu yang sangat penting.Lampu kuning bagi presiden Obama.
Mengapa lampu kuning? Karena soal harga BBM ini Obama mendapat warisan yang sangat baik dari presiden sebelumnya, presiden George Bush.Harga gasoline (rata-rata nasional) di saat Obama menjabat di bulan January 2009 hanya 1,84 dollar per gallon (3,78 liter). Rendahnya harga ini tidak berlangsung lama, perlahan tapi pasti harga terus naik dengan puncaknya di bulan Mei 2011 mencapai 3,89 dollar per gallon atau naik 116,3%.Harga ini kemudian perlahan-lahan turun tetapi tidak banyak apalagi sampai di bawah 3 dollar per gallon.Saat ini harga gasoline rata-rata nasional (per 25/2) adalah 3,65 dollar per gallon. Presiden Bush dulu juga pernah punya masalah dengan harga gasoline di bulan July 2008 yang mencapai 4,11 dollar per gallon. Tetapi pemerintahannya berhasil menekan harga sampai di bawah 2 dollar per gallon.
Harga BBM yang selama ini sudah mahal belakangan menjadi mahal lagi karena adanya krisis minyak dunia menyusul konflik Iran dengan Amerikadan Uni Eropa.Ancaman embargo pembelian minyak dari Iran oleh UE dijawab Iran dengan ancaman juga.Negara eksportir minyak nomer tiga dunia ini akan mengurangi penjualan minyak mentah mereka ke Inggris dan Prancis, dua negara utama Uni Eropa.Akibat dari ancaman Iranini harga minyak dunia melejit menjadi 124 dollar Amerika per barrel (data per 24 February).Bahkan diperkirakan harga ini akan menjadi 150 dollar per barrel kalau konflik tidak terselesaikan dengan baik.
Sayangnya krisis harga minyak dunia ini terjadi baru-baru ini, dimulai di sekitar bulan Desember 2011, jadi tidak bisa dipakai sebagai alasan oleh Obama untuk menjelaskan mengapa harga gasoline sangat tinggi di Amerika.Menyalahkan Bush apalagi.Apa penjelasan yang kira-kira masuk di akal rakyat?Inilah penjelasan Obama di depan mahasiswa University of Miami, Florida tanggal 23 lalu.
Menurut Obama pemerintahannya sudah berusaha sekuat tenaga memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Ketergantungan Amerika dari minyak luar negeri turun menjadi di bawah 50% di tahun 2010, pertama kali dalam 30 tahun.Di tahun 2011 lebih baik lagi kalau dibandingkan 16 tahun terakhir.Hal ini terjadi karena meningkatnya (sampai hampir dua kali lipat) investasi negara di sumber energi yang tergantikan (renewable energy). Selain bersih renewable energy juga membuka lapangan kerja bagi ribuan orang.Jadi, menurut Obama, pemerintahannya tidak dapat disalahkan dalam masalah harga BBM yang tinggi ini.Bahkan lebih baik dari strategi partai Republik, partai lawan, yang hanya tahu mengebor (drill) ladang minyak.
Dalam kaitannya dengan pemilihan presiden nanti, presiden Obama menyindir lawan-lawannya dari partai Republik.Menurut Obama, rakyat sudah pintar tidak bisa dibodohi dengan janji-janji kampanye yang menawarkan harga gasoline bisa turun sampai di bawah 2 dollar per gallon.
Itulah penjelasan Obama soal mahalnya harga BBM di Amerika.Kebijakan energi pemerintahannya yang memproritaskan investasi di renewable energy tapi menganaktirikan pengeboran sumber minyak sudah bisa dilihat hasilnya.Harga BBM selalu mahal.Berarti bisa dianggap gagal, harus diubah.Tidak mungkin dalam waktu singkat mengharapkan renewable energylangsung bisa menggantikan peran energi dari sumber fosil.Menggali sumber minyak harus tetap dilakukan sampai renewable energy benar-benar bisa didapat dengan mudah dan harganya terjangkau.Kalau itu belum terjadi jangan sekali-sekali menganaktirikan energi fosil.Akibatnya fatal.
Rakyat biasa tidak peduli darimana dan bagaimana BBM didapat, yang mereka pedulikan adalah tersedianya BBM dengan harga yang murah.Baik untuk kendaraan pribadi mereka maupun untuk kendaraan niaga.Kalau BBM harganya mahal, harga barang-barang juga akan menjadi mahal.Sudah biaya pergi ke tempat kerja menjadi semakin bertambah gaji yang didapat pun berkurang nilainya.Rugi dua kali.
Masalah mahalnya harga gasoline dan diesel selama pemerintahan Obama ini kemungkinan besar akan mempersulit keinginan Obama untuk bertahan di Gedung Putih satu periode lagi.Pertimbangannya, kalau Obama menang maka harga BBM akan selalu (kalau tidak bertambah) mahal dan laju inflasi akan terus naik. Hidup akan semakin susah.Tetapi kalau Obama mau merevisi kebijakan energinya, tidak lagi alergi dengan sumber minyak berbahan fosil dan juga tidak ngajak ribut negara pengekspor minyak besar dunia seperti Iran, masalah BBM ini tidak menjadi penghambat langkahnya.
Di pihak partai Republik, sebagai partai oposisi, setiap kegagalan kebijakan pemerintah adalah peluang untuk menang pemilu.Kalau calon presiden (yang belum ditentukan) dan partai ini bisa mengekspose keberhasilan presiden Bush dulu mengatasi masalah BBM ini tentu akan menjadi nilai tambah untuk menarik suara pemilih.
Masih ada sekitar delapan bulan lagi sebelum hari H pemilu.Semua hal masih bisa terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H