Lihat ke Halaman Asli

Menyanyi Warna Senja

Diperbarui: 5 Oktober 2017   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber foto:iliketowastemytime[dot]com)

Lirih menyanyi menjelang petang. Sekeliling ditemani warna alam sejati. Aku rindu langit  kuning yang kini terhampar di horison. Silau mengantarkan keindahan akhir hari. Syahdu! Mengajakku untuk mengerti tentang kesudahan. Menarikku kepada malam. Hari telah membayar kewajibannya. Semua berlalu. Berakhir pada warna kuning menjadi pekat. Di sisi jalan, pengemis mencintai seribu rupiahnya. Disakukannya di saku celananya. Tampak tukang ojek merasa tak cukup dengan uangnya. Mulutnya menunda untuk membeli sebungkus rokok. Lirih menyanyi menjelang petang. Sekeliling ditemani warna alam sejati. Hari telah membayar kewajibannya. Semua berlalu. Kini, aku ingin pulang lagi pada senja esok yang menguning lembut, lemah di ruang udara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline