[caption id="attachment_222197" align="aligncenter" width="300" caption="Kelompok Musik Bambu Sangihe Talaud pada penyambutan tamu peserta World Ocean Conference di Manado"][/caption]
Meski dari kejauhan, namun alunan suara musik sudah terdengar merdu. Lengking suling, berpadu dengan bunyi trompet serta sesekali diselingi nada rendah dari bunyi bas sangat menggugah perasaan. Sekilas terdengar seperti paduan musik militer, namun suaranya lebih halus. Itulah musik bambu (tiup), khas masyarakat KepulauanSangihe Talaud Sulawesi Utara.
Konon masyarakat Sangihe Talaud telah mengenal musik bambu tradisional ini sejak abad 1700-an. Semula sebagai alat hiburan bagi warga masyarakat petani setelah seharian melakukan aktivitas sebagai petani yang biasanya dibunyikan setelah selesai makan malam. Tapi saat ini, dengan berbagai penyempurnaan, musik bambu telah menjadi musikbergengsi untuk acara-acara tertentu termasuk untuk menyambut tamu-tamu penting.
[caption id="attachment_222198" align="aligncenter" width="300" caption="Kelompok Musik Bambu Tradisional Sangihe Talaud di Jakarta"] [/caption] Salah satu ciri khas dari musik bambu tradisional Sangihe Talaudadalah semua peralatannya terbuat dari bambu. Menurut Aris Taasiringan, yang pernah memimpin grup musik bambu di desa Moronge Talaud, bunyi dari peralatan dari bambu lebih halus dibanding bunyi yang dihasilkan dari alat tiup terbuat dari logam. Selain itu,dengan bahan bambu pembuatan alat tiup relatif lebih mudah sebab dapat dikerjakan sendiri dengan peralatan sederhana.
“Dulu model alat tiup sangat sederhana, tapi belakangan seiring dengan kemajuan bentuknya peralatan dapat dibuat dengan model beraneka ragam. Ada yang meniru bentuk trompet musik tentara, ada dibuat melingkar-lingkar, tergantung kreasi masyarakat,” kata dia. Karena itu dalam perlombaan, tidak hanya keindahan bunyinya yang dinilai, tapi juga artistik peralatannya,” lanjut dia.
[caption id="attachment_222199" align="aligncenter" width="300" caption="Gabungan Musik Bambu "] [/caption]
Komposisi Peralatan
Biasanya satu grup musik bambu tradisional terdiri dari beberapa alat tiup, yakni, suling kecil, suling besar, korno nada tinggi (terdiri dari tiga jenis yakni, re-mi-fa, do-si-la, dan korno sol). Lalu ada korno nada rendah yang terbagi sama dengan korno nada tinggi. Korno berfungsi sebagai pengiring melodi yang dimainkan oleh suling kecil, dan juga klarinet. Sedangkan suling besar yang mengikuti irama suling kecil berfungsi sebagai penghalus nada sehingga terdengar lembut.
Lalu, ada trombone (sexaphone)“kontra bas” dan “bas” yang dimainkan layaknya pada musik tiup pada umumnya. Paulus Londo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H